Selasa, 20 Desember 2011

BERBAGAI KONSEKUENSI INOVASI

A. Klasifikasi Konsekuensi Inovasi
Konsekuensi adalah perubahan yang terjadi pada individu atau sistem sosial sebagai akibat dari mengadopsi atau menolak suatu inovasi. Terdapat tiga klasifikasi konsekuensi, yaitu sebagai berikut :
1. Konsekuensi Diharapkan dan Tidak Diharapkan
Konsekuensi diharapkan adalah suatu inovasi mempunyai pengaruh fungsional sesuai dengan keinginan individu atau sistem sosial.
Sedangkan konsekuensi yang tidak diharapkan adalah suatu dampak yang timbul padahal hal tersebut tidak dikehendaki.

2. Konsekuensi Langsung dan Tidak Langsung
Konsekuensi langsung adalah suatu inovasi mempunyai pengaruh yang segera terhadap individu atau system social.
Sedangkan konsekuensi tak langsung adalah inovasi yang memberikan pengaruh yang tidak segera.

3. Konsekuensi Diantisipasi dan Tidak Diantisipasi
Konsekuensi yang diantisipasi adalah konsekuensi yang telah diperkirakan sebelumnya. Sedangkan konsekuensi tidak diantisipasi adalah dampak ikutan yang muncul kemudian setelah adopsi atau menolak inovasi.
Konsekuensi ini juga disebut konsekuensi yang nampak dan yang latent. Konsekuensi yang nampak adalah perubahan-perubahan yang terlihat dan dikehendaki oleh anggota system sosial yang mengadopsi suatu inovasi. Sedangkan konsekuensi yang latent adalah perubahan-perubahan yang tidak tampak dan tidak dikehendaki oleh anggota suatu system social.

B. Mengantisipasi Berbagai Konsekuensi Inovasi
Telah dijelaskan di atas bahwa ada tiga kelompok konsekuensi inovasi yaitu yang fungsional atau disfungsional, yang langsung atau tidak langsung, dan yang tampak atau latent, masalahnya adalah bagaimana mengarahkan konsekuensi agar fungsional, langsung dan nyata.
1. Mengantisipasi Konsekuensi yang Tidak Diharapkan/ dissfungsional
Apabila inovasi membawa konsekuensi fungsional, maka akibat-akibat dari penyebaran suatu inovasi dalam suatu system social yang sesuai dengan keinginan dari pengadopsi. Akibat-akibat yang dirasakan dari adopsi inovasi tersebut memiliki konotasi yang positif, menguntungkan atau berguna. Sebaliknya, konsekuensi disfungsional adalah akibat-akibat dari pengadopsian inovasi yang tidak diinginkan oleh pengadopsi.
Konsekuensi disfungsional perlu diantisipasi sebelum terjadi. Apabila setelah beberapa waktu kemudian sesuatu inovasi dapat dirasakan akibatnya yang negative maka pihak innovator perlu segera memperoleh masukan untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya. Biasanya diperlukan suatu penelitian yang cermat untuk memperoleh bahan masukan untuk membuat keputusan terus atau tidaknya kegiatan disfusi.

2. Mengantisipasi Konsekuensi yang Tidak Langsung
Suatu contoh mengenai konsekuensi langsung dan konsekuensi tidak langsung ini dapat penulis kemukakan sebagai berikut : Bagi mahasiswa Universitas Terbuka (UT), dan siswa SMP Terbuka (SMPT), penggunaan siaran televise menyebabkan terjadinya peningkatan prestasi belajar untuk yang mengikutinya dengan tidak menambah beban dan waktu belajarnya, hal ini disebut konsekuensi langsung, sebaliknya apabila mahasiswa UT dan siswa SMPT yang mengikuti siaran TV itu ternyata meningkat prestasinya karena waktu belajarnya bertambah dan ia menyediakan atau menambah waktu khusus untuk mendiskusikan materi siaran TV tersebut, maka peningkatan prestasi mahasiswa dan siswa tersebut merupakan kosekuensi tak langsung.
3. Mengantisipasi Konsekuensi yang Tidak Dapat Diantisipasi
Konsekuensi ada yang Nampak nyata dan ada pula yang tidak segera Nampak atau latent. Konsekuensi yang Nampak atau manifest adalah perubahan-perubahan yang terlihat dan dikehendaki oleh anggota system social yang mengadopsi suatu inovasi. Agar lebih jelasnya perhatikan contoh sebagai berikut :
Konsekuensi yang tampak nyata dari suatu pengadopsian inovasi penggunaan gergaji mesin untuk memotong kayu misalnya adalah adanya pengembangan keterampilan kerja baru bagi orang yang menerapkan, serta hasil kerja yang meningkat volume dan kualitasnya. Sedangkan konsekuensi yang latent adalah perubahan-perubahan yang tidak tampak dan tidak dikehendaki oleh anggota suatu system social. Misalnya dalam jangka panjang penggunaan gergaji mesin tersebut telah menyebabkan kerusakan hutan dan punahnya beberapa jenis pohon.

Semakin penting, semakin maju dan semakin modern inovasi, akan semakin banyak menghasilkan konsekuensi, sebagian adalah konsekuensi yang tampak (nyata)dan sebagian yang latent. Didalam suatu system social terjadinya suatu perubahan pada suatu bidang akan mempengaruhi keseluruhan komponen system social tersebut. Suatu inovasi yang canggih dalam suatu bidang tak pelak lagi akan membawa dampak atau konsekuensi yang akan mempengaruhi bidang-bidang lain dalam system social tersebut. Suatu system itu adalah bagaikan susunan bola dalam permainan bola sodok, dari sebuah pukulan pertama terjadi suatu gerakan pada salah satunya maka posisi bola-bola lainnya juga berubah.
Sebagaimana anda ketahui bahwa tugas menyebarluaskan inovasi biasanya dilakukan oleh para innovator dan agen pembaharuan, dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia pada umumnya. Di dalam melaksanakan fungsinya memasyarakatkan ide-ide baru mereka dituntut untuk bertanggung jawab atas konsekuensi dari disfusi tersebut. Oleh karena itu mereka harus mengantisipasi berbagai konsekuensi, misalnya perubahan social terjadi sebagai akibat dari suatu inovasi.
Secara jujur agen pembaharuan harus menyampaikan informasi tentang berbagai konsekuensi negative yang ada dari suatu inovasi. Mereka harus menjelaskan, memberikan petunjuk tentang cara-cara menghendaki konsekuensi negative tersebut. Bila perlu mereka harus membuat peringatan-peringatan yang membuat orang menyadari bahayanya, meskipun pemberian peringatan ini akan menjadi factor penghambat bagi laju kecapatan adopsi.

Tidak ada komentar: