Jumat, 06 Mei 2011

KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR

KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR

1.Keterampilan Bertanya
Guru perlu menguasai keterampilan bertanya karena:
1.guru cenderung mendominasi kelas dengan ceramah,
2.siswa belum terbiasa mengajukan pertanyaan,
3.siswa harus dilibatkan secara mental-intelektual secara maksimal, dan
4.adanya anggapan bahwa pertanyaan hanya berfungsi untuk menguji pemahaman siswa.
Pertanyaan yang baik mempunyai berbagai fungsi antara lain:
1.mendorong siswa untuk berpikir,
2.meningkatkan keterlibatan siswa,
3.merangsang siswa untuk mengajukan pertanyaan,
4.mendiagnosis kelemahan siswa,
5.memusatkan perhatian siswa pada satu masalah, dan
6.membantu siswa mengungkapkan pendapat dengan bahasa yang baik.
Keterampilan bertanya dasar terdiri atas komponen-komponen:
1.pengajuan pertanyaan secara jelas dan singkat,
2.pemberian acuan,
3.pemusatan,
4.pemindahan giliran,
5.penyebaran,
6.pemberian waktu berpikir, dan
7.pemberian tuntunan.
Keterampilan bertanya lanjut terdiri dari komponen:
1.pengubahan tuntutan kognitif dalam menjawab pertanyaan,
2.pengaturan urutan pertanyaan,
3.penggunaan pertanyaan pelacak, dan
4.peningkatan terjadinya interaksi.
Keterampilan bertanya lanjut terdiri dari komponen:
1.pengubahan tuntutan kognitif dalam menjawab pertanyaan,
2.pengaturan urutan pertanyaan,
3.penggunaan pertanyaan pelacak, dan
4.penigkatan terjadinya interaksi.
Dalam menerapkan keterampilan bertanya dasar dan lanjut, guru perlu memperhatikan prinsip-prinsip berikut:
1.Kehangatan dan keantusiasan.
2.Menghindari kebiasaan mengulang pertanyaan sendiri, menjawab pertanyaan sendiri, mengajukan pertanyaan yang mengundang jawaban serempak, mengulangi jawaban siswa, mengajukan pertanyaan ganda, dan menunjuk siswa sebelum mengajukan pertanyaan
3.Waktu berpikir yang diberikan untuk pertanyaan tingkat lanjut lebih banyak dari yang diberikan untuk pertanyaan tingkat dasar.
4.Susun pertanyaan pokok dan nilai pertanyaan tersebut sesudah selesai mengajar.

2.Keterampilan Memberi Penguatan
Penguatan adalah respon yang diberikan oleh guru terhadap perilaku siswa yang baik, yang menyebabkan siswa tersebut terdorong untuk mengulangi atau meningkatkan perilaku yang baik tersebut.
Penguatan diberikan dengan tujuan meningkatkan motivasi siswa dalam belajar, mengontrol dan memotivasi perilaku yang negatif, menumbuhkan rasa percaya diri, serta memelihara iklim kelas yang kondusif.
Penguatan dapat dibagi menjadi penguatan verbal dan non-verbal. Penguatan verbal diberikan dalam bentuk kata-kata/kalimat pujian, sentuhan, kegiatan yang menyenangkan, serta benda atau simbol. Penguatan dapat juga diberikan dalam bentuk penguatan tak penuh, jika respon/perilaku siswa tidak sepenuhnya memenuhi harapan.
Dalam memberikan penguatan harus diperhatikan prinsip-prinsip berikut.
1.Kehangatan dan keantusiasan
2.Kebermaknaan
3.Hindari respon negatif
4.Penguatan harus bervariasi
5.Sasaran penguatan harus jelas
6.Penguatan harus diberikan segera setelah perilaku yang diharapkan muncul.

3.Keterampilan Mengadakan Variasi
Variasi adalah keanekaan yang membuat sesuatu tidak monoton. Variasi di dalam kegiatan pembelajaran dapat menghilangkan kebosanan, meningkatkan minat dan keingintahuan siswa, melayani gaya belajar siswa yang beragam, serta meningkatkan kadar keaktifan siswa.
Komponen keterampilan mengadakan variasi dibagi menjadi 3 kelompok sebagai berikut.
1.Variasi dalam gaya mengajar yang meliputi variasi suara, pemusatan perhatian, kesenyapan, pergantian posisi guru, kontak pandang serta gerakan badan dan mimik.
2.Variasi pola interaksi dan kegiatan.
3.Variasi penggunaan alat bantu pengajaran yang meliputi alat/bahan yang dapat didengar, dilihat, dan dimanipulasi.
Dalam mengadakan variasi, guru perlu mengingat prinsip-prinsip penggunaannya yang meliputi: kesesuaian, kewajaran, kelancaran dan kesinambungan, serta perencanaan bagi alat/bahan yang memerlukan penataan khsusus.

4.Keterampilan Menjelaskan
Keterampilan menjelaskan sangat penting bagi guru karena sebagian besar percakapan guru yang mempunyai pengaruh terhadap pemahaman siswa adalah berupa penjelasan. Penguasaan keterampilan menjelaskan yang didemonstrasikan guru akan memungkinkan siswa memiliki pemahaman yang mantap tentang masalah yang dijelaskan, serta meningkatnya keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Komponen keterampilan menjelaskan dibagi menjadi 2 kelompok yaitu:
1.Merencanakan materi penjelasan yang mencakup:
1.menganalisis masalah,
2.menentukan hubungan, serta
3.menggunakan hukum, rumus, dan generalisasi yang sesuai.
2.Menyajikan penjelasan, yang mencakup:
1.kejelasan, yaitu keterampilan yang erat kaitannya dengan penggunaan bahasa lisan,
2.penggunaan contoh dan ilustrasi, yang bisa dilakukan dengan pola induktif atau deduktif,
3.pemberian tekanan yang dapat dilakukan dengan berbagai variasi gaya mengajar, dan membuat struktur sajian, dan
4.balikan, yang bertujuan untuk mendapat informasi tentang tingkat pemahaman siswa, baik melalui pertanyaan mapun melalui tugas.
Penjelasan dapat diberikan pada awal, tengah, dan akhir pelajaran, dengan selalu memperhatikan karakteristik siswa yang diberi penjelasan serta materi/ masalah yang dijelaskan.

5.Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
Membuka Pelajaran
Kalimat-kalimat awal yang diucapkan guru merupakan penentu keberhasilan jalannya seluruh pelajaran. Tercapainya tujuan pengajaran bergantung pada metode mengajar guru di awal pelajaran. Seluruh rencana dan persiapan sebelum mengajar dapat menjadi tidak berguna jika guru gagal dalam memperkenalkan pelajaran. Dalam tahap ini, yang perlu dilakukan terlebih dahulu adalah menetapkan sikap dan minat yang benar di antara anggota kelas.
1.Hubungan dengan Kelas
Ada banyak hal yang masih memikat perhatian murid di luar ruangan kelasnya. Hal tersebut dapat membuat murid tidak memerhatikan pelajaran yang disampaikan. Untuk mengatasi hal ini, guru dapat menetapkan titik hubungan antara murid dan pelajaran yang disampaikan. Pembukaan pelajaran harus sesuai dengan minat dan kebutuhan murid. Guru juga harus dapat membangkitkan minat belajar sampai murid dapat memusatkan perhatian mereka kepada pelajaran. Pembukaan pelajaran dengan metode yang terbaik pun tidak akan ada manfaatnya jika tidak mampu membawa murid untuk memusatkan perhatian mereka kepada pelajaran.
Berikut ini beberapa cara yang dapat membangkitkan minat dan perhatian murid saat guru mulai mengajarkan pelajarannya.
1.Berita-berita terkini
Berita terkini yang sedang marak dibicarakan atau sedang menjadi perhatian dalam masyarakat dapat dipakai untuk mendapatkan minat murid. Murid-murid kelas besar biasanya membaca surat kabar, majalah, mendengarkan radio, dan menonton televisi. Mereka memunyai perhatian pada banyak hal. Guru bisa mendapatkan berita-berita terkini melalui media-media tersebut. Untuk murid- murid kelas kecil, mereka biasa menanggapi kejadian-kejadian yang berkaitan dengan sekolah atau permainan mereka. Guru yang sangat mengetahui aktivitas murid-muridnya sepanjang minggu itu pasti tidak akan menemukan kesulitan dalam hal ini. Adapun informasi tersebut dapat berupa kegiatan murid sepanjang minggu yang bisa diperoleh dengan menanyakannya pada murid.
2.Cerita-cerita dan lukisan
Sebuah cerita yang diceritakan dengan metode yang baik akan membangkitkan dan mempertahankan minat murid terhadap pelajaran yang sedang disampaikan. Sebuah gambar atau benda bisa sangat menarik perhatian anak. Lukisan dari kehidupan sehari-hari merupakan pilihan yang baik untuk menarik minat dan menanamkan sebuah kebenaran kepada mereka.
3.Laporan tentang tugas-tugas
Umumnya, manusia lebih tertarik dengan aktivitasnya sendiri. Oleh karena itu, usahakan untuk membahas pekerjaan rumah murid di awal pelajaran. Kegiatan tersebut bisa menambah semangat murid untuk memulai pelajaran. Selain itu, dengan membahas tugas-tugas yang sudah murid kerjakan di rumah, perhatian kelas dapat diarahkan kepada makna dan pentingnya belajar sendiri. Jangan lupa untuk menyatakan penghargaan atas usaha murid-murid yang telah belajar di rumah.
4.Persoalan yang diandaikan
Persoalan atau pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan dalam pelajaran hendaknya merupakan hal-hal yang biasa terjadi dalam kehidupan murid. Misalnya, “Apa yang akan kaukatakan seandainya ada orang yang bertanya mengapa engkau pergi ke gereja?” atau “Apa yang kau lakukan seandainya kamu disalahkan atas perbuatan yang tidak kamu lakukan?” Persoalan harus disesuaikan sedemikian rupa sehingga mengarah pada pelajaran yang akan disampaikan.
5.Pemakaian alat peraga
Sebuah gambar, peta, benda, atau alat peraga yang lain dapat digunakan secara efektif untuk menumbuhkan minat murid terhadap pelajaran.
2.Menghubungkan Pelajaran
Saran-saran berikut ini merupakan cara-cara yang efektif untuk mengenalkan sebuah pelajaran.
1.Hubungkan pelajaran dengan pelajaran-pelajaran sebelumnya
Setiap pelajaran baru yang diajarkan merupakan bagian dari kurikulum yang sudah ditetapkan. Pelajaran itu harus dihubungkan dengan pelajaran-pelajaran lain agar menarik perhatian murid dan menajamkan pengertian mereka terhadap rangkaian pelajaran tersebut. Pelajaran dalam pertemuan sebelumnya harus diulang untuk dihubungkan dengan pelajaran yang baru. Hal ini juga dapat menolong murid untuk mengetahui hubungan antara pelajaran- pelajaran yang telah disampaikan dengan isi Alkitab. Metode untuk menghubungkan pelajaran yang sekarang dengan pelajaran sebelumnya harus divariasikan. Seorang guru tidak akan kehilangan waktu mengajarnya bila mengulang pelajaran sebelumnya. Jika seorang guru memunyai waktu 35 menit untuk mengajar, gunakan waktu lima menit pertama untuk menetapkan titik hubungan.
2.Umumkan pokok pelajaran secara wajar
Tidak perlu mengumumkan pokok pelajaran secara resmi. Yang penting adalah bagaimana kita dapat menyajikannya dengan lebih menarik, tetapi penuh dengan keterangan. Penyampaian pokok pelajaran harus menarik minat murid seperti halnya penyampaian pokok berita dalam sebuah surat kabar.
3.Nyatakan sasaran dan tujuan pelajaran
Banyak pendapat mengenai penyampaian sasaran dan tujuan pelajaran kepada murid. Ada yang berpendapat, sebaiknya hal tersebut disampaikan di akhir pelajaran. Ada juga yang berpendapat untuk menyampaikannya di awal pelajaran. Tidak semua pelajaran harus dilakukan dengan cara yang sama. Jika pelajaran tersebut, misalnya mengenai larangan minuman keras, penginjilan, atau pelajaran khusus tentang perayaan hari-hari tertentu, lebih baik sasaran dan tujuan disampaikan di awal pelajaran.
4.Garis besar harus jelas
Menyampaikan pokok pikiran atau garis besar pelajaran untuk menarik perhatian sangatlah penting. Penyampaian ini seperti halnya penyampaian tajuk rencana dalam sebuah surat kabar yang dapat menarik minat para pembaca untuk melihat lebih lanjut tulisan-tulisan dalam surat kabar tersebut. Garis besar pelajaran bisa disampaikan dengan lengkap atau hanya ringkasannya saja.
Memnguraikan pelajaran
Setelah memperkenalkan pelajaran, guru harus mengajarkan pelajaran sesuai dengan rencana yang telah disiapkan. Mutu persiapan dapat terlihat pada waktu pengajaran itu disampaikan. Satu hal yang perlu diingat, jika tidak ada murid yang belajar dari pengajaran tersebut, itu berarti guru belum mengajarkan pelajaran itu. Evaluasi yang terbaik bukanlah apa yang dikatakan guru, tetapi apa yang dipelajari oleh murid.
1.Merangsang Pikiran
Mengajukan pertanyaan merupakan metode yang efektif untuk merangsang pikiran murid. Pancing murid untuk memikirkan sedalam mungkin setiap uraian yang disampaikan oleh guru. Pengujian murid secara teratur bisa menjaga perhatian murid untuk tetap tajam sehingga guru dapat mengetahui sejauh mana murid mendapat manfaat dari pelajaran itu.
Satu cara untuk menuntun pikiran adalah dengan menerapkan pola pemikiran yang deduktif. Pola ini dimulai dengan guru menyebutkan satu prinsip atau pernyataan umum yang diikuti sejumlah lukisan atau ilustrasi. Kemudian libatkan murid dengan meminta mereka mencari contoh-contoh selanjutnya dari kehidupan mereka sendiri.
2.Doronglah Pengungkapan
Selain dirangsang untuk berpikir, murid juga perlu didorong untuk mengungkapkan pikirannya. Doronglah murid dengan menolong mereka mengemukakan penafsiran dan pengertiannya sendiri mengenai pelajaran itu. Cara yang terbaik untuk melaksanakan hal ini ialah dengan metode pengajaran induktif. Mula-mula guru mendapat bantuan murid untuk mengumpulkan fakta atau ilustrasi yang ada hubungannya dengan pelajaran. Sebagai hasilnya, murid-murid akan dapat menemukan hukum- hukum, prinsip-prinsip umum, atau tujuan pelajaran itu sendiri. Pengetahuan atau pengalaman murid-murid dapat dipakai untuk mencapai prinsip ini.
3.Menerapkan Kebenaran
Guru perlu membimbing murid-muridnya dalam keadaan khusus di mana murid harus mempraktikkan prinsip-prinsip iman Kristen mereka. Hal ini bisa membawa pertumbuhan rohani yang baik bagi murid. Guru yang terus-menerus menitikberatkan penerapan maupun pengetahuan yang diperoleh murid dapat membawa murid-muridnya belajar dan menerapkan pelajaran itu pada pilihan, tingkah laku, tindakan, sikap, dan keseluruhan hidup rohani mereka.
Menutup Pelajaran
Jangan akhiri pelajaran dengan tiba-tiba. Penutup harus dipertimbangkan dengan sebaik mungkin agar sesuai. Guru perlu merencanakan suatu penutup yang tidak tergesa-gesa dan juga dengan doa sekitar tiga sampai lima menit.
1.Merangkum Pelajaran
Sebagai penutup, hendaknya guru memberikan ringkasan dari pelajaran yang sudah disampaikan. Ringkasan pelajaran sudah tidak lagi berupa diskusi kelas atau penyampaian garis besar pelajaran, tetapi berisi ringkasan dari hal-hal yang disampaikan selama jam pelajaran dengan menekankan fakta dasar pelajaran tersebut. Misalnya, kebenaran- kebenaran yang penting dalam pelajaran, pelajaran praktis yang telah diajarkan, penerapan akhir yang harus dibuat, Kristus dinyatakan sebagai Juru Selamat orang berdosa, atau bagaimana pelajaran dapat dilakukan di rumah, sekolah, atau saat beraktivitas.
2.Menyampaikan Rencana Pelajaran Berikutnya
Waktu menutup pelajaran merupakan saat yang tepat untuk menyampaikan rencana pelajaran berikutnya. Guru dapat memberikan kilasan pelajaran untuk pertemuan berikutnya. Diharapkan hal ini dapat merangsang keinginan belajar mereka.
Sebelum kelas dibubarkan, ungkapkanlah pelajaran yang akan disampaikan minggu depan dan kemukakan rencana-rencana di mana murid dapat mengambil bagian dalam pelajaran mendatang.
1.Bangkitkan minat
Guru tentu ingin murid-muridnya kembali di pertemuan berikutnya dengan penuh semangat. Oleh karena itu, biarkan murid pulang ke rumah mereka dengan satu pertanyaan atau pernyataan yang mengesankan, yang dapat membangkitkan minat dan rasa ingin tahu mereka. Sama seperti seorang penulis yang mengakhiri sebuah bab dalam cerita bersambung, yang membuat pembaca ingin segera tahu bab berikutnya. Dengan cara yang sama, guru dapat mengakhiri pelajarannya dengan penutup yang “berklimaks” sehingga seluruh kelas menantikan pelajaran berikutnya dengan tidak sabar.
2.Memberikan tugas
Tugas-tugas harus direncanakan dengan saksama, bahkan sebelum pelajaran dimulai. Perlu diingat pula sikap guru yang bersemangat dalam memberikan tugas akan mempengaruhi minat dan semangat para anggota kelas.

6.Keterampilan Mengelola Kelas
I. Rasional
Sekolah adalah tempat belajar bagi siswa, dan tugas guru adalah sebagian besar terjadi dalam kelas adalah membelajarkan siswa dengan menyediakan kondisi belajar yang optimal. Yang berhubungan dengan minat, kehendak, percakapan, kegiatan-kegiatn mereka sekaligus berhubungan dengan sarana dan prasarana pengajaran yang digunakan dalam PBM.

Kondisi belajar yang optimal dicapai jika guru mampu mengatur siswa dan sarana pengajaran serta mengendalikanya dalam situasi yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pelajaran.
Akan tetapi apabila terdapat kekurang serasian antara tugas, dan sarana atau alat atau terputusnya keinginan dengan keinginan yang lain, antara kebutuhan dan pemenuhanya maka akan terjadi gangguan terhadap PBM. Baik gangguan sifat sementara maupun sifat yang serius atau terus menerus.

II.Pengertian
Ketrampilan mengelila kelas adalah ketrampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan ketrampilan untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal.

III.Penggunaan di Dalam Kelas
Apabila ketrampilan dilakukan dengan baik maka akan berdampak positif baik pada siswa maupun pada guru yang bersangkutan.
Siswa :
1.Mendorong siswa mengembangkan tanggung jawab individu terhadap tingkahlakunya serta sadar akan mengendalikan dirinya.
2.Membantu siswa mengerti akan arah tingkahlakunya sesuai dengan tatatertib kelas dan merasakan teguran guru sebagai suatu peringatan bukan kemarahan.
3.Menimbulkan rasa kewajiban melibatkan diri dalam tugas serta bertingkahlaku yang wajar sesuai dengan aktivitas kelas yang sedang berlangsung.


Guru
1.Mengembangkan pengertian dan ketrampilan dalam memelihara kelancaran penyajian dan langkah-langkah pelajaran secara tepat dan baik.
2.Memiliki kesadaran terhadap kebutuhan siswa dan mengembangkan kompetensi di dalam memberikan pengarahan yang jelas kepada siswa.
3.Memberikan respon secara efektif terhadap tingkah laku siswa yang menimbulkan gangguang.

IV.Prinsip Penggunaan
1.Kehangatan dan Keantusiasan
Memudahkan terciptanya iklim kelas yang menyenangkan.
2.Tantangan
Penggunaan kata-kata, tindakan, atau bahan yang menantang akan meninkatkan gairah siswa untuk belajar sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya tingkah yang menyimpang.
3.Bervariasi
Penggunaan variasi dalam media gaya dan interaksi mengajar meruakan kunci pengelolaan kelas.
4.Keluwesan
Dalam PBM guru harus waspada mengmati jalannya proses kegiatan tersebut. Termasuk kemungkinan munculnya gangguan siswa. Sehingga diperlukan keluwesan tingkah laku guru untuk dapat merubahberbagai strategi mengajar dengan memanipulasi berbagai komponen keterampilan yang lain.
5.Penekanan Pada Hal-Hal Positif
Pada dasarnya didalam mengajar dan mendidik guru harus menekankan kepada hal-hal yang positif dan sedapat mungkin menghindari pemusatan perhatian siswa pada hal-hal yang negative.
Cara guru memelihara suasana yang positif antara lain :
a.Memberikan aksentuasi terhadap tingkah laku siswa yang positif dan menghindari ocehan atau celaa atau tingkah laku yang kurang wajar.
b.Memberikan penguatan terhadap tingkah laku siswa yang positif.


6.Penanaman disiplin diri
Kegiatan ini merupakan tujuan akhir pengelolaan kelas. Untuk mencapainya guru harus selalu mendorong siswa untuk melaksanakan disiplin diri sendiri. Hal ini akan lebih berhasil jika guru sendiri yang menjadi contoh.

Keterampilan Mengelola kelas terbagi menjadi 2 jenis keterampilan :
1.Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal.
2.Keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian kondisi belajar yang optimal.

A.Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal.

8.Menunjukkan Sikap Tangkap
Menggambarkan tingkah laku guryu yang tampak pada siswa, bahwa guru sadar dan tanggap terhadap perhatian keterlibatan, masalah dan ketidak acuan mereka. Dengan adanya sikap ini siswa merasa guru hadir ditengah mereka. Kesan ketanggapan ini dengan cara :
4.Memandang Secara Saksama
Memungkinkan guru meliput keterlibatan siswa dalam tugas dikelas serta menunjukkan kesiapan guru untuk memberi respon baik terhadap kelompok maupun individu.
5.Memberikan Pernyataan
Hal ini terkomunikasi kepada siswa melalui pernyataan guru bahwa ia telah siap untuk memulai kegiatan belajar serta siap memberi respon terhadap kebutuhan siswa. Hal yang harus dihindari adalah menunjukkan dominasi guru dengan pernyataan atau komentar yang mengandung ancaman.
Contoh : “Saya menunggu sampai kalian diam”.
6.Gerak Mendekati
Hal ini menunjukkan kesiapan, minat dan perhatian kepada siswa. Hal ini membantu siswa yang menghadapi kesulitan belajar, mengalami frustasi atau sedang marah. Gerak yang mendekati hendaknya dilakukan dengan wajar, bukan menakuti atau maksud lain ??

7.Memberikan Reaksi Terhadap Gangguan Dan Ketakacuan Siswa.
Dengan adanya teguran menandakan adanya guru bersama siswa. Teguran harus diberikan pada saat yang tepat serta dialamatkan pada sasaran yang tepat.

9.Membagi Perhatian
Pengelolaan kelas yang efektif terjadi apabila guru membagi perhatian kepada beberapa kegiatan yang berlangsung dalam waktu yang sama. Hal ini dapat dilaksanakan dengan cara sebagai berikut :
5.Visual
Hal ini mennjukkan perhatian terhadap sekelompok siswa atau individu namun tidak kehilangan keterlibatannya dengan kelompok siswa atau individu.
Keterampilan ini digunakan untuk memonitor kegiatan kelompok atau individu, mengadakan koreksi kegiatan siswa, memberi komentar atau memberi reaksi terhadap siswa yang mengganggu.
6.Verbal
Guru dapat memberikan komentar terhadap aktivitas seseorang yang dilihat atau dilaporkan oleh siswa lain. Penggunaan teknik visual maupun verbal menunjukkan bahwa guru menguasai kelas.
10.Memusatkan Perhatian
Keterlibatan siswa dalam KBM dapat dipertahnkan apabila dari waktu kewaktu guru mampu memusatkan kelompok terhadap tugas-tugas yang dilaksanakan. Hal ini dengan cara :
a.Menyiagakan Siswa
Menciptakaan suasana yang menarik sebelum guru menyampaikan pertanyaan atau topic pelajarannya. Misalnya : “ coba anak-anak, semuanya memperhatikan dengan teliti gambar ini untuk membedakan daerah mana yang subur dan daerah mana yang tanahnya gersang.
b.Menuntut Tanggung Jawab Siswa
Komunikasi yang jelas dari guru mengenai tugas siswa merupakan hal yang sangat penting dalam mempertahankan pusat perhatian siswa seperti : meminta untuk diperagakan hasil pekerjaan tugas.
11.Memberikan Petunjuk Yang Jelas
Petunjuk yang diberikan harus bersifat langsung, dengan bahasa yang jelas dan tidak membingungkan serta dengan tuntutan yang wajar dapat dipenuhi oleh siswa.
12.Menegur
Tidak semua tingkah laku yang mengganggukelompok, siswa dalam kelas dapat dicegah atau dihindari dengan baik, sehingga guru harus melakukan teguran secara verbal atau memperingatkan siswa. Teguran itu efektif jika :
a.Tegas dan jelas tertuju kepada siswa yang mengganggu
b.Menghindari peringatan yang kasar dan menyakitkn serta mengandung penghinaan.
c.Menghindari ocehan atau ejekan guru atau yang berkepanjangan
d.Guru dan siswa lebih baik mengadakan kesepakatan sehingga penyimpangan yang terjadi hanya sifatnya mengingatkan. Seperti : “suharto ingat”!
13.Memberi Penguatan
Komponen ini digunakan untuk mengatasi siswa yang tidak mau terlibat dalam kegiatan pembelajaran atau menggangu temanya. Yaitu dengan cara.
5.Guru dapat memberikan penguatan kepada siswa yang menggagu yaitu dengan jalan” menangkapnya” ketika ia melakukan tingkhlaku yang wajar dan berusaha “ menangkapnya” ketika ia melakukan tingkah yang tidak wajar dan berusaha “ menangkapnya” ketika ia melakukan tindakan yang tidak wajar dengan tujuan perbuatan yang wajar tadi dapat terulang.
6.Guru daapat memberikan berbagai komponen penguatan kepada siswa yang bertingkah laku yang wajar kepada siswa yang lain untuk menjdi teladan.

B.Ketrampilan Yang Berhubungan Dengan Kondisi Belajar Optimal Setelah Mendapat Gangguan.

Ketrampilan ini berhubungan dengan tanggapan guru terhadap gangguan anak didik yang berkelanjutan dengan maksud guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan tindakan optimal.
Apabila terdapat anak didik yang menimbulkan gangguan yang berulang-ulang walaupun guru telah mencoba memadamkan dengan tanggapan yang relevan tetap saja terjadi kembali, guru dapat meminta bantuan :
5.Kepala Sekolah
6.Konselor/BP
7.Waka kesiswaan untuk membantu mengatasinya.

Bukanlah kesalahan professional guru apabila tidak dapat menangani permasalahan anak didik dalam kelas berkenaan dengan itu guru dapat menggunakan seperangkat strategi untuk tindakan perbaikan terhadap tingkah anak didik yang terus menerus menimbulkan gangguan dan yang tidak mau terlibat dalam kegiatan di kelas

Strategi Yang Dapat Digunakan
5.Modifikasi Tingkah Laku
Guru hendaklah menganalisis tingkah anak didik yang mengalami masalah dan berusaha memodifikasi tingkahlaku tersebut. Dengan mengaplikasikan pemberian penguatan secara sistematis.
Dapat kerjasama dengan rekan kerja mengatasi masalah
Merinci dengan tepat tingka yang menimbulkan masalah
Memilih dengan teliti tingkah yang diperbaiki dengan mudah untuk diubah, tingkah yang paling menjengkelkan yang sering muncul.
Tepat memilih pemberian penguatan yang dapat digunakan untuk mempertahankan tingkah yang telah menjadi baik.
6.Pendekatan Pemecahan Masalah Kelompok
Memperlancar tugas, mengadakan terjadinya kerjasama yang baik dalam pelaksanaan tugas.
Memelihara kegiatan-kegiatan kelompok, memelihara dan memulihkan semangat anak didik dan menangani konflik yang timbul.
7.Menemukan dan memecahkan tingkahlaku yang menimbulkan masalah.
Guru dapat menggunakan seperangkat cara untuk mengendalikan tingkahlaku keliru yang muncul, guru harus mengetahui sebab dasar yang mengakibatkan ketidak patuhan tingkah tersebut. Serta berusaha mencari pemecahanya.

Hal-hal yang harus di hindari
A.Campur Tangan Yang Berlebihan
Seperti guru menyela kegiatan yang asik berlangsung dengan komen atau petunjuk mendadak, maka kegiatan siswa akan terganggu atau terputus. Kesan guru tidak memperhatikan kebutuhan siswa, hanya memuaskan dirinya saja.


B.Kelenyapan
Terjadi jika guru gagal secara tepat melengkapi suatu intruksi penjelasan atau petunjuk, komentar. Kemudian menghentikan penjelasan atau sajian tanpa alas an yang jelas dan membiarkan pikiran anak mengawang-awang.
C.Ketidak tepatan memulai dan mengahiri kegiatan
Terjadi jika guru memulai suatu aktivitas tanpa mengakhiri aktivitas sebelumnya.
D.Penyimpangan
Terjadi jika dalam kegiatan PBM guru terlalu asik dengan kegiatan tertentu seperti sibuk dengan tempat duduk yang tidak rapi atau cerita sesuatu yang tidak ada hubungan dengan materi terlalu jauh, sehingga kelancaran kegiatan di kelas terganggu.
E.Bertele-tele
Terjadi jika pembicaraan guru bersifat :
7.Mengulang-ulangi hal-hal tertentu
8.Memperpanjang pelajaran atau penjelasan
9.Mengubah teguran menjadi ocehan yang panjang

Hal ini merupakan hambatan kemajuan pelajaran atau aktivitas kelas. Siswa pada umumnya mencatat sebagai hal yang membosankan dan tidak mau terlibat dalam kegiatan di kelas.

F.Pengulangan Penjelasan Yang Tidak Perlu Terjadi Jika
Guru memberi petunjuk yang berulang-ulang secara tidak perlu membagi kelas dalam memberikan petunjuk atau secara terpisah memberi petunjuk ke setiap kelompok yang sebelumnya dapat diberikan secara bersama-sama kepada seluruh kelompok sekali saja di depan kelas.

7.Keterampilan Memimpin Diskusi
Diskusi kelompok kecil adalah proses yang melibatkan kelompok-kelompok kecil dalam interaksi tatap muka secara informal dengan tujuan berbagi pengalaman atau informasi, memecahkan masalah atau mengambil keputusan. Diskusi kelompok merupakan salah satu strategi yang memungkinkan siswa menguasai suatu konsep, ini dapat meningkatkan kreativitas siswa, membina kemampuan berinteraksi, serta keterampilan berbahasa.
Syarat-syarat diskusi kelompok:
1. Melibatkan kelompok antara 3-9 orang
2. Berlangsung dalam interaksi tatap muka secara informal
3. Mempunyai tujuan yang akan dicapai melalui kerjasama antar anggota kelompok
4. Berlangsung menuju proses yang sistematis menuju suatu kesimpulan

Dalam keterampilan membimbing diskusi peran utama guru adalah sebagai :
1. Sebagai Koordinator belajar                    5. Fasilitator
2. Perencana Tugas bersama                       6. Katalisator
3. Pemandu aktivitas siswa                          7. Nara sumber
4. Penilai kemajuan kelompok

Keuntungan diskusi kelompok bagi siswa yaitu:
1. Siswa dapat berbagi informasi dalam menjelajahi gagasan baru atau memecahkan suatu masalah
2. Menngkatkan pemahaman terhadap masalah-masalah penting
3. Mengembangkan kemampuan untuk berfikir dan berkomunikasi
4. Meningkatkan keterlibatan dalam perencanaan dan pengambilan keputusan
5. Terbina semangat kerjasama yang sehat serta kelompok yang kohesif dan bertanggung jawab.
Hal-hal yang perlu diperhatikan guru untuk menjadi pemimpin diskusi kelompok, antara lain:
a. Diskusi berlangsung dalam iklim terbuka, antusias, menghargai pendapat,bebas berekspresi.
b. Memiliki perencanaan dan persiapan yang matang sebagai berikut:
    1. Pemilihan topic diskusi yang sesuai tujuan, minat, dan kemampuan siswa.
    2. Perencanaan dan penyiapan informasi perdahuluan yang berhubungan dengan topic.
    3. Persiapan diri sebagai pemimpin diskusi dimana ia sebagai motivator,nara sumber,dan paham kesulitan              siswa.
    4. Penetapan besar kelompok, efektifnya sekitar 5-9 orang.
    5. Pengaturan tempat dudk agar siswa dapat bertatap muka sehingga memupuk iklim persahabatan.
c. Kekuatan diskusi yang dapat dimanfaatkan, antara lain:
    1. Kelompok memiliki buah fikiranyang kaya sehingga menghasilkan keputusan yang baik.
    2. Dapat saling memotivasi anggota kelompok.
    3. Dalam kelompok kecil siswa pemalu dapat lebih bebas mengemukakan pendapat.
    4. Anggota kelompok lebih merasa terikat dapat pengambilan keputusan.
    5. Diskusi kelompok dapat meningkatkan pemahaman terhadap diri sendiri dan orang lain.
d. Kelemahan diskusi kelompok, antara lain:
    1. Diskusi kelompok memerlukan waktu yang lebih banyak daripada cara belajar yang biasa.
    2. Dapat memboroskan waktu jika pengarahan kurang tepat, pembicaraan berlarut-larut, penampilan yang            kurang baik.
    3. Anggota kelompok yang kurang agresif (pendiam, pemalu) sering tidak mendapat kesempatan untuk                 mengemukakan ide-idenya sehingga menyebabkan terjadinya sikap menarik diri.
    4. Adakalanya diskusi didominasi oleh orang-orang tertentu.

Komponen-komponen Ketrampilan Diskusi Kelompok
Ada enam ketrampilan yang harus dimiliki Guru sebagai pemimpn diskusi, yaitu:
1. Memusatkan perhatian
    Ada beberapa cara pemusatan perhatian seperti :
    - Merumuskan tujuan pada awal diskusi
    - Menyatakan masalah-masalah khusus
    - Menandai dengan cermat perubahan yang menyimpang sehingga dapat mengarahkan kembali pada topic.
    - Merangkum hasil pembicaraan pada tahap-tahap tertentu.
2. Memperjelas masalah
3. Menganalisis pandangan siswa
4. Meningkatkan kemampuan siswa

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan seperti member pertanyaan menantang dan membuat perbedaan pendapat, memberi contoh verbal dan non-verbal, member motivasi dan dukungan pada setiap pendapat siswa.
5. Menyebarkan kesempatan berpartisipasi
Terkadang terjadi monopoli pendapat oleh beberapa siswa jadi guru dapat member kesempatan bagi siswa yang jarang berpendapat untuk angkat bicara dan memanage agar monopoli pendapat tidak berlanjut.
6. Menutup diskusi
Keterampilan ini menuntut pemimpin untuk membuat rangkuman hasil diskusi, member bayangan tindak lanjut diskusi, serta mengajak siswa menilai prose diskusi yang telah dilakukan.
Keterampilan diatas dapat dikuasai dengan baik jika kita dapat menghindari hal-hal berikut:
a. Menyelenggarakan diskusi dengan topic yang tidak sesuai dengan minat dan latar belakang siswa.
b. Mendominasi diskusi, antara lain dengan pertanyaan yang terlampau banyak dan menyediakan jawaban yang banyak juga.
c. Membiarkan siswa tertentu memonopoli diskusi.
d. Membiarkan terjadinya penyimpangan-penyimpangan dengan pembicaraan yang tidak relevan.
e. Tergesa-gesa meminta respon siswa atau mengisi waktu dengan berbicara terus sehingga siswa tidak sempat berpikir.
f. Membiarkan siswa yang enggan berkomentar
g. Tidak memperjelas atau mendukung pendapat siswa.
h. Gagal mengakhiri diskusi dengan efektif.

8.Keterampilan Mengajar kelompok Kecil dan perorangan
Mengajar kelompok kecil dan perorangan merupakan bentuk mengajar klasikal biasa yang memungkinkan guru dalam waktu yang sama menghadapi beberapa kelompok kecil yang belajar secara kelompok dan beberapa orang siswa yang bekerja atau belajar secara perorangan. Format mengajar ini ditandai oleh adanya hubungan interpersonal yang lebih akrab dan sehat antara guru dengan siswa, adanya kesempatan bagi siswa untuk belajar sesuai dengan kemampuan, minat, cara, dan kecepatannya, adanya bantuan dari guru, adanya keterlibatan siswa dalam merancang kegiatan belajarnya, serta adanya kesempatan bagi guru untuk memainkan berbagai peran dalam kegiatan pembelajaran.
Setiap guru dapat menciptakan format pengorganisasian siswa untuk kegiatan pembelajaran kelompok kecil dan perorangan sesuai dengan tujuan, topik (materi), kebutuhan siswa, serta waktu dan fasilitas yang tersedia. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan perlu dikuasai guru karena penerapannya dapat memenuhi kebutuhan belajar siswa yang berbeda-beda. Selain itu, pembelajaran kelompok kecil dan perorangan memberi kemungkinan terjadinya hubungan interpersonal yang sehat antara guru dengan siswa, terjadinya proses saling belajar antara siswa yang satu dengan lainnya, memudahkan guru dalam memantau pemerolehan belajar siswa, dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, dapat menumbuhkembangkan semangat saling membantu, serta memungkinkan guru dapat mencurahkan perhatiannya pada cara belajar siswa tertentu sehingga dapat menemukan cara pendekatan belajar yang sesuai bagi siswa tersebut.
Komponen Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan
Komponen keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan terdiri dari:
1. keterampilan mengadakan pendekatan pribadi, yang ditampilkan dengan cara:
1. menunjukkan kehangatan dan kepekaan terhadap kebutuhan dan perilaku siswa,
2. mendengarkan dengan penuh rasa simpati gagasan yang dikemukakan siswa,
3. merespon secara positif pendapat siswa,
4. membangun hubungan berdasarkan rasa saling mempercayai,
5. menunjukkan kesiapan untuk membantu,
6. menunjukkan kesediaan untuk menerima perasaan siswa dengan penuh pengertian, serta
7. berusaha mengendalikan situasi agar siswa merasa aman, terbantu, dan mampu menemukan pemecahan masalah yang dihadapinya.
2. keterampilan mengorganisasikan kegiatan pembelajaran, yang ditampilkan dengan cara:
1. memberikan orientasi umum tentang tujuan, tugas, dan cara mengerjakannya,
2. memvariasikan kegiatan untuk mencegah timbulnya kebosanan siswa dalam belajar,
3. membentuk kelompok yang tepat,
4. mengkoordinasikan kegiatan,
5. membagi perhatian pada berbagai tugas dan kebutuhan siswa, serta
6. mengakhiri kegiatan dengan kulminasi.
3. keterampilan membimbing dan memberi kemudahan belajar, yang ditampilkan dengan cara:
1. memberi penguatan secara tepat,
2. melaksanakan supervisi proses awal,
3. melaksanakan supervisi proses lanjut, serta
4. melaksanakan supervisi pemaduan.
4. keterampilan merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran, yang ditampilkan dengan cara:
1. membantu siswa menetapkan tujuan belajar,
2. merancang kegiatan belajar,
3. bertindak sebagai penasihat siswa, serta
4. membantu siswa menilai kemajuan belajarnya sendiri
Diskusi Kelompok Kecil
Diskusi kelompok kecil merupakan salah satu format pembelajaran yang mempunyai ciri-ciri : (1) melibatkan 3 – 9 orang siswa setiap kelompoknya, (2) mempunyai tujuan yang mengikat, (3) berlangsung dalam interaksi tatap muka yang informal, dan (4) berlangsung menurut proses yang sistematis.
Diskusi kelompok kecil bermanfaat bagi siswa untuk (1) mengembangkan kemampuan berpikir dan berkomunikasi (2) meningkatkan disiplin, (3) meningkatkan motivasi belajar, (4) mengembangkan sikap saling membantu, dan (5) meningkatkan pemahaman.
Komponen dan Prinsip-prinsip Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Komponen keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil mencakup (1) memusatkan perhatian siswa, (2) memperjelas pendapat siswa, (3) menganalisis pandangan siswa, (4) meningkatkan kontribusi siswa, (5) mendistribusikan pandangan siswa, dan (6) menutup diskusi. Dalam penerapannya, guru harus memperhatikan hal-hal berikut: (1) harus ada kesamaan latar belakang pengetahuan di antara para anggota kelompok, (2) semua anggota diskusi kelompok harus mampu mengemukakan pendapatnya secara lisan, (3) topik yang dibahas harus bersifat terbuka untuk menampung banyak pendapat, (4) diskusi harus berlangsung dalam suasana keterbukaan, (5) pelaksanaan diskusi harus mengingat keunggulan dan kelemahan-kelemahannya, (6) diskusi memerlukan perencanaan dan persiapan yang matang, dan (7) guru harus mampu mencegah timbulnya hal-hal yang dapat menghambat jalannya diskusi
Sumber:
Teknik Mengajar, Clarence H. Benson, , halaman 80–85, Gandum Mas, Malang, 1980.
http://massofa.wordpress.com/2008/01/25/ketrampilan-dasar-mengajar/

Tidak ada komentar: