Jumat, 06 Mei 2011

Konsep Dasar Penelitian Kualitatif

Konsep Dasar Penelitian Kualitatif
A.Pengertian Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang dilakukan berdasarkan paradigm, strategi, dan implementasi model secara kualitatif. Perspektif, strategi, dan model yang dikembangkan sangat beragam. Secara umum dalam penelitian kualitatif terdapat hal-hal berikut :
a.Data disikapi sebagai data verbal atau sebagai sesuatu yang dapat ditranporsikan sebagai data verbal
b.Diorentasikan pada pemahaman makna baik itu merunjuk pada ciri, hunngan sistematika, konsepsi, nilai, kaidah dan abstraksi formula pemahaman.
c.Mengutamakan hubungan secara langsung antara peneliti dengan hal yang diteliti
d.Mengutamakan peran peneliti sebagai instrument kunci.
Istilah penelitian kualitatif dimaksudkan sebagai penelitian yang temuan- temuanya tidak diperoleh melalui prosedur statistic atau bentuk hitungan lain. Contohnya, dapat berupa penelitian tentang kehidupan, riwayat hidup, dan prilaku seseorang, peranan organisasi, gerakan social, atau hubungan timbale balik. Sebagian datanya dapat dihitung sebagaimana data sensus, namun analisisnya bersifat kualitatif.
Bodgan dan Taylor (1975: 5) mendefenisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskristif berupa kata-kata tulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang diamati. Menurut mereka, pendekatan ini di arahkan pada latar dan individu tersebut secara holistic (utuh). Jadi, dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam variable atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari suatu kebutuhan.
Pengajian penelitin kualitatif atau inkuiri alamiah telah di lakukan terlebih dahulu oleh williem dan rauscha ( 1969), kemudian hasil mereka di ulas lagi oleh guba dan ahirnya di simpilkan atas dasar tersebut beberapa hal sebagai berikut:
1.Penelitian kualitatif adalah penelitian inkuiri naturalistic atau alamiah.
2.Sejauah mana tingkat kenaturalistikannya merupakan kemapuan yang di lakukan oleh peneliti.
3.Peneliti harus mampu memberikan stimulus atau kondisi anteseden yang mampu di respons oleh informan.
4.Peneliti harus mampu mengatasi respons dari subjek informansehingga hanya respons yang sesuai dengan tema saja yang di sampaikan informan.
5.Inkuiri naturalistic, peneliti tidak perlu konsepsi-konsepsi atau pemahaman teoretik tertentu mengenai lapangan.
6.Istgilah naturalistic merupakan istilah yang tidak memodifikasi gejala-gejala.

B.Karekteristik Penelitian Kualitatif
Metode kualitatif berusaha mengungkap berbagai keunikan yang terdapat dalam individu, kelompok, masyarakat atau organisasi dalam kehidupan sehari-hari secara menyeluruh , rinci, dalam, dan dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah (Miles and Huberman, 1994:6-7).
Penelitian kualitatif bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang sifatnya umum nterhadap kenyataan social dari presfektif partisipan. Pemahaman tersebut tidak di tentukan terlebuh dahulu tetapi di dapat setelah melakukan analisis terhadap kenyataan social yang menjadci fokus penelitian. Berdasarkan analisis tersebut kemudian di tarik kesimpulsan berupa pemahaman umum yang sifatnya abstrak tentang kenyataan-kenyataan ( hadjar, 1996:33-34).
Karakter khusus penelitian kualitatif berupaya mengungkap keunikan individu, kelompok, masyarakat atau oganisasi tertentu dalam kehidupannya sehari-hari secara komperehensif dan rinci. Pendekatan ini merupakan suatu metode penelitian yang diharapkan dapat menghasilkan suatu deskripsi tentang ucapan, lisan, atau perilaku yang dacpat di amati dari suatu individu, kelompok, masyarakat atau organisasi tertentu dalam suatu seting tertentu pula.
Dari hasil penelaahan keperpustakaan di temukan bahwa Botgan dan Biklen (1982,27-30). Mengajukan lima cirri penelitian kualitatif sedangkan lincolink dan guba (1985:33-44) mengupas 10 ciri penelitian kualitatif. Uraiandi bawah ini merupakan hasi pengkajain dan sintesis kedu persi tersebut.
1.Latar alamiah
Penelititian kualitatif melakukan penelitian pada latar alamiah atau pada konteks dari suatu kebutuhan (entity). Hal ini dilakukan, menurut linclonk dan guba (1985,39), karena ontology alamiah menghendaki adanya kenyataan-kenyataan sebagai keutuhanyang tidak dapat di pahami jika di pisahkan dari konteksnya. Hal teresbut di darsarkan pada beberapa asumsi berikut.
1.Tindakan pengamatan mempengaruhi apa yang di lihat, karena itu peneliti harus mengambil tempat dalam konteks untuk keperluan keutuhan pemahaman.
2.Konteks sangat menentukaan dalam menetapkan apakah suatu penemuan mempunyai arti bagi konteks lainnya.
3.Sebagian dari struktur nilai kontekstual bersifat determinatife terhadap apa yang akan di cari.

2.Manusia Sebagai Alat (Human Instrument)
Dalam penelitin kualitatif peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain merupkan alat pengumpulan data utama. Hal ini dilakukan karena jika memanfaatkan alat yang bukan manusia dan mempersiapkannya terlebih dahulu sebagai yang lazim digunakan dalam penelitian klasik, maka sangat tidak mungkin untuk tidak mengadakan ppenyesuaian terhadap kenyataan-kenyataan tang ada dilapangan. Hanya manusia sebagai instumen pulalah yang adcapa menilai apakah kehadirannya menjadi faktor pengganggu sehingga apabila terjadi hal yang demikian ia dapat menyadari serta dapat mengatasinya.

3.Metode Kualitatif
Metode kualitatif ini digunakan karena beberapa pertimbangan
1.Menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan ganda.
2.Metode .ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antar peneli dan infoman.
3.Metode lebih peka dan lebih menyesuaikan diri dengan seting penelitian dan mampu melakukan penajaman terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.
4.Analisis data secara induktif
Analisi induktif ini digunakan karena beberapa alasan. Pertama proses induktif lebih dapat menemukan kenyataan-kenyataan ganada sebagai yang terdapat dalam data. Kedua, analisis induktif lebih dapat membuat hubungan peneliti-responden menjadi eksplisit. Ketiga, analisis demikian lebih dapat menguraikan latar secara penuh dan dapa membuat keputusan tentang dapat tidaknya pengalihan kepada suatu latar lainnya. Keempat, analisis induktif lebih dapat menentukan pengaruh bersama yang mempertajam hubungan-hubungan. Terakhir, analisis denikian dapat memperhitungkan nilai-nilai secara eksplisit sebagai bagbian struktur analitik.
5.Teoti dari dasar
Penelitian kialitatif lebih menghendaki penyusunan teori subtantik yang berasal dari data. Hal ini di sebabkan karena: pertama, tidaka ada teori a priori yang dapat mencakup kenyataan-kenyataan ganda yang mungkin akan dihadapi. Kedua, penelitian ini mempercayai apa yang dilihat sehingga ia berusaha untuk sejauh mungkin menjadi netral. Dan ketiga, teori dari pemahaman yang mendasar dapat merespon nilai-nilai kontektual.
6.Deskriptif
Data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Hanl ini disebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif selain itu semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kuci terhadap apa yang sudah diteliti.
7.Lebih mementingkan proses dari pada hasil
Penelitian kalitatif lebih banyak mementingkan segi proses dari pada hasil. Hal ini disebabkan oleh hubungan bagian-bagian yang sedang diteliti akan lebih jelas apabila diamaiti dalam proses.

8.Adanya batas yang ditentukan oleh pokus
Penelitian kualitatif menghendaki ditetapkannya batas dalam penelitianya atas dasar focus yang timbul sebagi masalah dalam penelitian. Hal tersebut didasrkan oleh beberapa hal:
1.Batas menentukan kenyataan ganda yang kemudian mempertajam focus
2.Penetapan focus dapat lebih dekat dihubungkan oleh interaksi antara peneliti dan focus.
9.Adanya criteria Khusus untuk keapsahan data
Penelitian kualitatif menedepenisikan validitas, reabilitas, dan objektifitas dalam persi lain dibandingkan dengan lazim digunakkan dalam penelitian klasik. Menurut Lincoln dan Guba hal itu disebabkan hal-hal berikut:
1.Validitas internal cara lama telah gagal
2.Validitas ekternal gagal karana tidak taat asas dengan aksioma dasar dari generalisasinya
3.Kriterian reabilitas gagal karna mempersyratkan stabilitas dan keterlaksanaan secara mutlak dan keduang tidak mungkin digunakan dalam paradidgma yang didasarkan atas desain yang dapat beruab-ubah
4.Criteria objektivitas gagal karna penelitian kualitataif justru memberikan kesempatan intereksi antara peneliti – responden dan peranan nilai
10.Desain yang bersifat sementara
Penelitian kualitataif menyusun desain yang secara tereus menerus disesuaikan sdengan kenyataan lapangan. Jadi, tidak menggunakan desai yang telah disusun secara ketat dan kaku sehingga tidak dapat di ubah lagi
11.Hasil penelitian di halrundingkan dan disepakati bersama
Penelitian kualitaif lebih menghendaki agar pengertian dan hasil interpretasi yang diperoleh dirundingkan dan disepakati oleh manusia yang dijadikan sumber data. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, susunan kenyataan dari mereka lah yang akan diangkat oleh peneliti. Kedua,hasil penelitian bergantung pada hakikat dan kualitas hubungan antara pencari dengan yang dicari. Ketiga, konfermasi hipotesis kerja akan menjadi lebih baik perifikasi apabila diketahui dan dikonfirmasikan oleh orang-orang yang ada kaitanya dengan yannng diteliti.

C.Perbedaan Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif

D.Penyusunan Teori dalam Penelitian Kualitatif
E.Persoalan Generalisasi dalam Penelitian Kualitatif

Tidak ada komentar: