Selasa, 20 Desember 2011

PERAN KEPEMIMPINAN DAN JARINGAN DIFUSI

A. Kepemimpinan Opini
Kepemimpinan opini atau opinion leadership adalah kemampuan seseorang dalam membentuk opini dalam masyarakat sehingga menjadikan dirinya sebagai leader yang diikuti oleh orang banyak. Orang yang berpotensi menjadi pemimpin opini adalah orang- orang dengan karakteristik khas tertentu dan memiliki kemampuan menganalisis persoalan dan mampu menyatakan sikap dan pendapatnya secara jelas dan lugas.
Dalam masyarakat, pemimpin opini muncul secara alamiah,dan selalu hadir pada saat-saat kritis dimana kondisi ketidakpastian berlangsung secara tiba-tiba. Kemunculan atau pembentukan pemimpin opini untuk skala masyarakat luas (misalnya Negara, daerah ) biasanya dimotori oleh media massa yang memiliki jangkauan luas dalam menyebarkan informasi. Selain itu ada pula pemimpin opini dalam skala terbatas, yang kemunculannya di dorong oleh adanya kebutuhan akan tokoh, figur atau model yang bisa di jadikan anutan.

Karakteristik pemimpin opini :
1. Pemimpin opini memiliki banyak hubungan dengan dunia luar. Hubungan dengan dunia luar tersebut terjadi berkat :
1) Lebih banyak hubungan dengan media massa,
2) Lebih kosmopolit,
3) Lebih banyak hubungan dengan agen pembaharuan.
2. Pemimpin opini memiliki lebih banyak akses dengan berbagai pihak.
3. Pemimpin opini memiliki status sosial ekonomi yang lebih dari pada pengikutnya.
4. Pemimpin opini lebih inovatif.
5. Pemimpin opini memiliki peran social yang lebih jika dibandingkan dengan anggota sistem sosial lainnya.

Terdapat dua jenis kepemimpinan opini dalam masyarakat, yaitu kepemimpinan opini spesialis dan kepemimpinan opini generalis. Kepemimpinan opini spesialis adalah bila seseorang bertindak sebagai pemimpin opini hanya untuk satu bidang keahlian. Sedangkan kepemimpinan generalis adalah bila seseorang mampu bertindak sebagai pemimpin opini dalam hampir semua bidang. Pemimpin opini generalis ini diikuti pendapat dan gagasannya dalam banyak bidang, hamper setiap pendapatnya diikuti oleh banyak orang.

B. Jaringan Difusi
Jaringan social adalah keterkaitan hubungan dan komunikasi antar individu dalam masyarakat yang disebabkan oleh berbagai kepentingan dan sebab. Jaringan social yang ada dalam masyarakat tersebut perlu dimanfaatkan sehingga menjadi jaringan difusi.
Proses penyebaran informasi tentang inovasi sangat efektif jika didifusikan melalui saluran media massa. Namun untuk membujuk calon adopter agar segera membuat keputusan adopsi, peran media interpersonal menjadi lebih penting. Dalam tahapan yang disebut tahap persuasi itulah jaringan social yang ada dalam masyarakat sangat berguna bagi proses difusi inovasi.

C. Peran Agen Pembaharuan
Dalam proses difusi inovasi diperlukan orang –orang yang berperan sebagai agen pembaharuan. Agen pembaharuan ini menjadi penghubung antara calon adopter dengan innovator.

Siapakah agen pembaharuan itu?
Agen pembaharuan atau change agent adalah seseorang yang dapat mempengaruhi orang lain agar sependapat dengan tujuan yang diinginkan oleh suatu institusi yang mengadakan perubahan (change agency).
Agen pembaharuan biasa disebut pula sebagai kaki tangan dari institusi penggagas perubahan yang secara nyata berhadapan langsung dengan calon pengguna inovasi.
Jadi tugas Agen pembaharuan adalah mengupayakan hal-hal sebagai berikut diperlukan terutama dalam :
1) Menimbulkan kebutuhan untuk pembaharuan
2) Mengadakan pertukaran informasi dan menjalin hubungan
3) Mendiagnosa dan menganalisis masalah klien.
4) Menciptakan minat pada klien untuk berubah
5) Mengubah minat menjadi tindakan.
6) Memantapkan adopsi dan mencegah terhentinya adopsi atau diskontinyu.
7) Mencapai suatu hubungan baik. Tugas agen yang terakhir adalah mengupayakan suatu pencapaian hubungan yang baik.

Apabila ditinjau lebih lanjut ada beberapa peran yang harus dilaksanakan oleh agen pembaharuan yaitu :
Peran agen pembaharuan sebagai penghubung
Peran agen pembaharuan sebagai penghubung atau linker diperlukan terutama untuk menyampaikan berbagai pesan atau informasi tentang inovasi. Informasi tentang inovasi yang berasal dari innovator dan change agency, yang ditujukan kepada calon adopter memerlukan bantuan agen agar dapat menyebar secara luas.

Agen pembaharuan berperan mengatasi resistensi atau penolakan.
Seorang agen pembaharuan harus dapat menyikapi secara tepat penolakan yang muncul dari orang-orang yang tidak menghendaki terjadinya perubahan. Ia dituntut mampu menerapkan berbagai teknik dalam berkomunikasi. Agen pembaharuan harus mampu melibatkan diri secara langsung dalam proses komunikasi.

Agen pembaharuan harus mampu menjaga kelangsungan upaya difusi
Ketika melewati setiap tahapan proses pembuatan keputusan adopsi, calon adopter biasanya memerlukan informasi tambahan dari para agen pembaharuan. Oleh karena itu agen pembaharuan selalu siap pada saat dibutuhkan oleh calon adopter tersebut sehingga kelangsungan proses pembuatan keputusan mengadopsi bias berlangsung secara lancar.

Agen pembaharuan harus mampu menghadapi “ vested interest group”
Pada system social atau masyarakat sering kali terjadi perbedaan- perbedaan pandangan, sikap dan kepentingan diantara para anggotanya. Mereka bias terbagi dalam kelompok-kelompok atas dasar hal-hal tersebut diatas dalam proses difusi inovasi, agen pembaharuan harus sedapat mungkin bersikap netral.

Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan agen.
1. Besarnya upaya agen pembaharuan dalam menjalin hubungan dengan klien.
2. Orientasi klien. Posisi seorang agen pembaharuan adalah ditengah-tengah atau sebagai penghubung antara change agency atau institusi yang melakukan difusi inovasi dengan calon adopter(klien).
3. Kesesuaian antara upaya yang dilakukan agen dengan kebutuhan klien.
4. Empati agen pembaharuan terhadap calon adopter.
5. Factor-faktorlain yang mempengaruhi keberhasilan seorang agen pembaharuan adalah berbagai hal mengenai calon adopter atau klien, seperti : status social, partisipasi social, tingkat pendidikan, wawasan, tingkat komofili, kepercayaannya kepada agen, kerjasamanya serta kemampuannya menialai inovasi.

Masalah dan kendala yang seringkali dihadapi oleh agen pembaharuan adalah adanya keterbatasan social, dan terjadinya banjir informasi mengenai inovasi. Agar lebih jelasnya ikutilah uraian masing-masing kendala tersebut, berikut :
1. Kendala yang disebabkan oleh adanya keterbatasan social atau social marginality. Keterbatasan social seperti perbedaan bahasa, perbedaan status social ekonomi, perbedaan agama, dan berbagai aspek social lainnya seringkali menjadi kendala yang menghambat tugas agen. Semakin banyaknya perbedaan tersebut menyebabkan terjadinya kesenjangan atau gap antara diri agen denga klien maupun dengan institusi perubahan.
2. Kendala yang disebabkan oleh terjadinya informasi yang overloaded atau membanjirnya informasi. Informasi mengenai inovasi dari institusi perubahan yang terlalu banyak menuntut dimilikinya suatu kemampuan seorang agen dalam menyaring, memilih, dan memilah informasi yang paling relevan bagi klien.

Tidak ada komentar: