Selasa, 20 Desember 2011

ATRIBUT INOVASI DAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECEPATAN ADOPSI

Suatu inovasi jika didifusikan kepada calon adopter, maka yang dilakukan oleh calon adopter adalah melakukan penilaian atas karakteristik dari inovasi tersebut setelah mereka memiliki pengetahuan yang cukup mengenai inovasi tersebut. Penilaian tentu saja dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya setelah calon adopter memperoleh informasi yang cukup mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan inovasi. Penilaian yang dilakukan oleh calon adopter didasarkan kepada persepsi masing-masing, dan sangat dipengaruhi oleh latar belakang pribadi dan sosialnya.
Persepsi adopter terhadap sesuatu biasanya berkenaan dengan keuntungan relatif, kesesuaian, kerumitan, kemudahan diamati, dan kemungkinan dicoba dari inovasi.
A. Atribut Inovasi
Atribut atau karakteristik inovasi berkenaan dengan keuntungan relatif, kesesuaian, kerumitan, kemudahan diamati, dan kemungkinan dicoba dari inovasi menurut persepsi calon adopter dan akan dijadikan dasar untuk menilai inovasi.
1. Keuntungan relatif
Suatu inovasi dapat dilihat keuntungan relatifnya bagi para penggunanya. Calon adopter menilai sesuatu hal baru berdasarkan keuntungan relatif dari hal baru tersebut menurut persepsinya. Keuntungan tersebut bisa bersifat ekonomis ataupun non ekonomis. Suatu inovasi dipersepsikan memiliki keuntungan relatif tinggi jika inovasi tersebut dinilai oleh calon adopter sebagai inovasi yang dapat meningkatkan keuntungan secara ekonomis dan sekaligus mendatangkan keuntungan non ekonomis seperti peningkatan status dan meningkatkan gengsi.
Keuntungan relatif suatu gengsi dapat diketahui setelah inovasi tersebut dibandingkan dengan inovasi sebelumnya atau dengan inovasi sejenis. Calon adopter menilai keuntungan relatif suatu inovasi berdasarkan pengetahuannya tentang inovasi dan atas dasar kepentingan dirinya.
2. Kesesuaian
Suatu inovasi dapat dilihat kesesuaiannya dengan beberapa hal. Calon adopter menilai inovasi berdasarkan kesesuaian antara inovasi tersebut dengan ide, cara yang telah ada sebelumnya, kesesuaiannya dengan nilai-nilai atau norma yang berlaku, dan kesesuaian dengan berbagai latar belakang lainnya.
3. Kerumitan
Suatu inovasi juga biasanya dilihat dari tingkat kerumitannya. Calon adopter akan menilai apakah suatu inovasi itu dianggap rumit atau simpel dalam hal penggunaannya. Semakin rumit penggunaan suatu inovasi menurut pandangan calon adopter, maka akan smakin rendah tingkat adopsinya, sebaliknya semakin simpel penggunaan suatu inovasi menurut pandangan calon adopter akan semakin tinggi tingkat adopsinya.
4. Kemudahan diamati
Suatu inovasi juga dilihat dari kemudahan diamati hasilnya apabila inovasi tersebut digunakan.
5. Kemungkinan dicoba
Suatu inovasi akan dinilai oleh calon adopter dalam hal kemungkinannya untuk dicoba. Apabila suatu inovasi memiliki sifat mudah dicoba, maka biasanya lebih berpotensi untuk menyebarluas dimasyarakat secara lebih cepat.
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecepatan Adopsi
Memprediksi keinovativan adalah upaya menerapkan suatu cara dan hasil penelitian untuk dapat memperkirakan atau meramalkan suatu penyebaran inovasi di masa yang akan datang.
Prosedur statistik yang dikembangkan untuk menganalisis dan menjelaskan varian dalam suatu variabel terikat dalam kaitannya dengan berbagai variabel bebas adalah korelasi ganda. Tujuan utama korelasi ganda adalah untuk memprediksi varian maksimum dalam variabel terikat yang dalam hal ini adalah keinovativan.
Variabel prediktor yang paling banyak diteliti dan dihubungkan dengan keinovativan adalah atribut inovasi. Bagaimanapun hasil-hasil penelitian tersebut dapat dimanfaatkan untuk memprediksi kecepatan adopsi inovatif. Beberapa pendekatan yang berguna untuk membantu memprediksi keinovativan antara lain adalah melalui :
1. Ekstrapolasi dari kecepatan adopsi inovasi di masa lampau untuk inovasi lain di masa depan
2. Mendiskripsikan inovasi hipotesis pada adopter yang berpotensi dan menilai atributnya untuk memprediksi kecepatan adopsi
3. Dengan penelusuran penerimaan suatu inovasi pada tahap sebelum difusi atau ketika dalam ujicoba.
Tidak ada satu teknik pun yang paling sempurna untuk memprediksi kecepatan adopsi suatu inovasi di masa depan. Penelitian tentang prediksi keinovativan akan lebih berguna jika diarahkan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempegaruhi keputusan inovasi oleh individu.
Selain variabel prediktor di atas ada beberapa hal yang berdasarkan pengalaman dapat digunakan untuk memprediksi keinovativan, yaitu masalah penamaan inovasi dan posisi penempatan inovasi atau ‘positioning’, serta usaha agen pembaharuan.


 Penamaan inovasi
Nama memiliki peran dalam menentukan diterima atau tidaknya suatu inovasi pada suatu masyarakat. Nama yang baik dan cocok dengan calon adopter harus dipilih untuk sesuai inovasi, sebab nama yang pas akan memperlancar proses adopsi dan sebaliknya nama yang kurang pas akan menyebabkan inovasi akan terhambat dan cenderung ditolak. Nama yang sulit dieja, misalnya akan susah diingat, oleh karena itu seringkali penamaan inovasi digunakan akronim atau diberikan nama popular yang mudah dikenal.
 Penempatan (positioning) inovasi
Pengambilan posisi inovasi biasanya dilakukan melalui suatu penelitian. Dengan suatu penelitian akan dapat diketahui ide-ide terdahulu yang terkait dengan inovasi dan bagaimana ‘nasibnya’. Kegagalan atau keberhasilan ide-ide terdahulu tersebut dapat dijadikan landasan untuk memperkenalkan ide baru. Difusi suatu inovasi yang posisinya berusaha menggantikan posisi suatu inovasi yang gagal akan merupakan pekerjaan yang berat, karena resiko kegagalannya cukup tinggi. Seringkali juga suatu inovasi mengambil posisi sebagai ‘produk mutakhir dari merk tertentu’ atau ;merupakan penyempurnaan dari produk inovatif sebelumnya’ dan dipromosikan sebagai yang ‘ter…’ atau yang paling.


Faktor waktu dalam proses keputusan adopsi
Proses pengambilan keputusan adopsi inovasi diukur dari lamanya kurun waktu yang diperlukan sangat bervariasi. Pengambilan keputusan adopsi inovasi oleh seseorang bisa memerlukan waktu sampai bertahun-tahun. Waktu yang lebih lama diperlukan untuk pengambilan keputusan adopsi yang bersifat kolektif.
Semakin inovasi tersebut memiliki atribut-atribut atau karakteristik yang positif, maka semakin cepat pula proses keputusan diadopsinya.

Tidak ada komentar: