Selasa, 20 Desember 2011

FAKTOR UTAMA YANG MENGHARUSKAN ADANYA INOVASI

A. Perkembangan IPTEKS dan IMTAQ
1. IPTEKS
Ilmu pengetahuan (IP) pada umumnya berkembang pesat termasuk ilmu pendidikan. Perubahan (Inovasi) pendidikan telah banyak kita temui, misalnya aspek strategi penyelenggaraan pendidikan (pengajaran) telah berubah dari yang berpusat pada guru (Teacher Center) ke pengajaran yang berpusat pada siswa (Student Center)
Perubahan ini berdampak besar pada perilaku guru. Seorang guru tidak lagi hanya mengajar siswanya tetapi ia sekaligus harus berusaha membelajarkan siswanya (to learn how to learn). Perubahan seperti ini berdampak pula pada perubahan teknologi (TEK) pendidikannya. Guru tidak lagi memberikan “ikan” (pengajaran dalam bentuk siap diterima), sekarang guru harus berusaha memberikan “pancing” sehingga siswa dapat berusaha sendiri mencari ikan dengan mengandalkan ilmu dan alat pemancing yang diberikan oleh gurunya.
Seni (S) mengajarkan pun harus pola mengikuti perkembangan siswa, hal ini misalnya menyangkut bagaimana supaya siswa senang belajar, bagaimana agar belajar bagi mereka itu sesuatu yang indah mengesankan (bukan membosankan).
Perilaku (behavior) siswa masa kini jauh berbeda dengan siswa masa dulu. Pengaruh IPTEKS secara umum diera globalisasi saat ini memungkinkan sekali adanya perubahan sehingga para pendidik perlu menyesuaikan pengajaran yang sesuai dengan perubahan tersebut.
Menggunakan strategi mengajar yang bervariasi misalnya, akan menghasilkan seni mengajar yang bervariasi pula, sehingga mengajar tidak menoton dan membosankan.
2. IMTAQ
Iman (IM) para siswa di era modern ini banyak terpengaruh sehingga keyakinan terhadap rukun imanya memerlukan pendidikan keagamaan yang inovatif. Cukup banyak siswa (mungkin juga orang lain) yang tidak tahu rukun imannya jika tahu hanya sekadar hafal Jenis dan jumlah rukun imannya tetapi kadar keyakinan terhadap masing – masing rukun iman tersebut boleh dikatakan tipis atau kurang sekali. Hal ini antara lain disebabkan : 1) kurang mantapnya pengajaran agama di sekolah karena jam pelajaran yang singkat, 2) pengaruh IPTEKS (modernisasi) yang tidak bernuansa ajaran keagamaan (islam), 3) Usaha Kristenisasi (sekuler) yang dilaksanakan secara terselubung (halus tidak terasa langsung) atau usaha terang – terangan secara langsung. Untuk menghadapi tantangan ini para pendidik keagamaan harus mengadakan inovasi dibidang pengajaran keagamaan tersebut.
Taqwa (TAQ) terhadap Tuhan YME, juga mengalami permasalahan. Kualitas taqwa semakin menurun yang dapat ditandai dengan berbagai gejala seperti kurangnya perhatian terhadap “amanat makruf dan seringnya terjadi perbuatan – perbuatan yang “nahi mungkar”. Malah ada diantara siswa yang merasa bangga bila berbuat sesuatu yang mungkar seperti terlibat penyakit masyarakat (narkoba, zina dll).
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor negatif dari IMTAQ mengharuskan para pendidik terkait (formal, non formal dan informal) selain waspada dengan berusaha mengadakan inovasi pendidikan keagamaan. Sebaliknya dengan IMTAQ yang semakin berkualitas kita senantiasa dituntut untuk meningkatkan kualitas inovasi pendidikan baik pendidikan umum maupun keagamaan.
B. Perubahan dan Perkembangan Internal Pendidikan
1. Peraturan Perundangan
Faktor perubahan dan perkembangan dibidang pendidikan itu sendiri menuntut kita harus mengadakan inovasi perubahan dalam peraturan perundangan pendidikan dari UU No 12 tahun 1954 tentang pokok – pokok pendidikan di sekolah dan UU No 22 tahun 1961 tentang pendidikan tinggi menjadi UU NO. 2 tahun 1989 tentang U/SPN mengharuskan semua komponen pendidikan memerlukan inovasi yang kontinu (terus menerus berkesinambungan) merupakan keharusan bila pendidikan tidak mau ketinggalan.
Dengan adanya Undang – Undang baru sebagai inovasi terhadap Undang – Undang sebelumnya, penyelenggaraan pendidikan perlu pula di inovasikan sebagai contoh (sesuai Undang – Undang baru tersebut), kita harus membaharui komponen – komponen pendidikan secara sistematik (menggunakan pendekatan system). Bila dulu pembaharuan dapat dilaksanakan pada suatu komponen, maka sekarang harus dilakukan terhadap semua komponen SPN tersebut. Jika tidak dilakukan seperti itu, pembaharuan komponen dapat berdampak rusaknya komponen yang lain.
2. Kurikulum
Inovasi dari segi kurikulum telah dilaksanakan oleh pemerintah mulai dari kurikulum tahun 1968 menjadi kurikulum tahun 1975, kurikulum 1975 menjadi kurikulum 1984, kurikulum 1984 menjadi kurikulum 1994, kurikulum 1994 menjadi kurikulum 2004 (KBK), dan sekarang diperbaharui lagi menjadi kurikulum 2006 (KTSP). Hal ini antara lain tergantung pada kebijaksanaan pemerintah baru di era reformasi ini. Kurikulum muatan local berceritakan kebutuhan lingkungan dan pengembangan daerah (interpret ment) perlu direncanakan dan dilaksanakan dengan sebaik – baiknya sehingga output pendidikan tidak hanya mencari lapangan kerja tetapi dapat menciptakan lapangan kerja yang relevan dengan kebutuhan lingkungan dan daerah yang bersangkutan di dukung oleh pengetahuan di lembaga pendidikan asalnya.
3. Ketenagaan Pendidikan
Tuntutan terhadap ketenagaan pendidikan memerlukan inovasi pula. Ketenagaan guru dan non guru semakin memerlukan pembaharuan baik kuantitas, kualitas dan jenisnya. Tenaga non guru seperti tenaga kepustakaan, laboran, tenaga BP, para medis perlu diadakan dan atau ditambah pada setiap lembaga pendidikan baik jumlah jenis dan kualitas pendidikan ketenagaan perlu pula dibaharui. Saat ini saja kualifikasi pendidikan tenaga guru sudah ditingkatkan untuk menjadi guru di SD, SMP dan SMA minimal sarjana (S1) dan untuk menjadi dosen di PT minimal S2 (master).
Untuk menghadapi masyarakat masa depan barangkali semua guru di SD, SMP dan SMA telah banyak yang memperoleh gelar master (S.2), sementara di PT telah banyak pula yang berpredikat S.3 (doktor).
Demikianlah beberapa contoh keharusan perubahan (inovasi) yang pada umumnya baru menyangkut komponen instrumental (instrumental input). Komponen lain dari sistem pendidikan secara makro yaitu peserta didik (raw input), proses pendidik (trought input), lingkungan pendidikan (Environmental input) serta hasilnya (output) perlu mendapatkan penanganan yang inovatif pula.

C. Perubahan dan Perkembangan Eksternal Pendidikan
Perubahan dan perkembangan diluar bidang pendidikan (meskipun sesungguhya juga hasil pendidikan), telah banyak yang kita temukan perubahan dan perkembangan tersebut semuanya menuntut pembaharuan (inovasi) pendidikan.
1. Perubahan dan Perkembangan Sosial
Salah satu perubahan sosial kemasyarakatan kita dewasa ini adalah meningkatnya aspirasi pendidikan bagi warganya. Aspirasi pendidikan formal bagi warga usia sekolah terlihat semakin meningkat. Hal ini terlihat dengan semakin banyaknya warga masyarakat usia sekolah berada di sekolah yang sesuai dengan usianya masing – masing. Kecenderungan ini terlihat pula pada perguruan tinggi, jumlah mahasiswa semakin banyak walaupun biaya pendidikan semakin tinggi.
Status sosial seseorang, keluarga atau masyarakat ditandai dengan pendidikannya. Semakin tinggi pendidikan seseorang, keluarga atau masyarakat, semakin tinggi tingkat harkat atau martabatnya. Malah indikator keberhasilan atau kemajuan seseorang, keluarga atau masyarakat adalah pendidikan ini. Untuk menampung aspirasi ini, maka pendidikan harus diperbaharui, bila yang terjadi sebaliknya pendidikan tidak diperbaharui maka besar kemungkinan aspirasi masyarakat akan menurun atau berkurang.
Jika inovasi pendidikan tidak dilaksanakan (misalnya yang relevan dengan tuntutan lapangan kerja), maka aspirasi masyarakat terhadap pendidikan ini mungkin akan menurun. Mereka mungkin saja tidak kurang mau menyekolahkan anak – kemenakannya, bila kelak sesudah tamat belajar akan menambah beban mereka karena menganggur (tidak dapat pekerjaan atau tidak dapat menciptakan lapangan kerja baru).
2. Perubahan dan Perkembangan Ekonomi
Sektor ekonomi mengalami perubahan dan perkembangan. Perubahan tersebut menuntut kemampuan dan keterampilan yang semakin profesional dari para pelakunya. Pelaku – pelaku ekonomi yang tidak/kurang profesional akan tersingkir dengan sendirinya. Untuk itu pendidikan harus selalu disesuaikan (dengan melakukan inovasi) dengan tuntutan perkembangan sektor ekonomi yang ada kini dan yang akan datang.
3. Perubahan dan Perkembangan Budaya
Budaya kita berkembang pesat, apa yang hari ini dipandang inovatif (baru), esok sudah dianggap kuno (ketinggalan zaman). Untuk itu fungsi pendidikan terhadap budaya haruslah inovatif. Diantara fungsi inovatif itu ialah pendidikan harus berusaha mengembangkan budaya kita (Indonesia) disamping mentransfer, menseleksi dan menjaga kelestarian budaya asli kita.

4. Perubahan dan Perkembangan MIPA
Temuan demi temuan dibidang Matematik dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA), apakah sub bidang Biologi, Kimia dan Fisika telah membawa perubahan dan perkembangan MIPA tersebut. Selanjutnya perubahan dan perkembangan ini akan mempengaruhi perkembangan bidang – bidang lainnya yang relevan. Bidang pendidikan terutama pendidikan MIPA harus dibaharui sesuai dengan tuntutan perkembangan MIPA tersebut. Pengajaran Matematik dan IPA di sekolah atau perguruan tinggi menyesuaikan diri dengan perkembangan yang terjadi dibidang MIPA tersebut.
5. Perubahan dan Perkembangan Lingkungan Hidup
Lingkungan hidup mengalami perubahan dan perkembangan pula. Lingkungan hidup yang semakin luas dan transparan, memungkinkan wawasan lingkungan yang semakin terbuka. Lingkungan hidup di daerah pedesaan telah maju mungkin saja tidak jauh bedanya dengan daerah perkotaan. Hal ini tentu sejalan dengan perkembangan IPTEKS yang telah mendewasa. Oleh sebab itu inovasi pendidikan tidak hanya milik pendidikan perkotaan.



BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bahwa inovasi pada dasarnya adalah usaha yang mengarah kepada hal yang bersifat pembaharuan. Baik pembaharuan yang bersifat discovery, dan invensi. Tidak selamanya bahwa inovasi adalah harus hal yang sangat baru. Bisa saja hanya pembaharuan dari hal yang sudah ada sebelumnya.
Beberapa faktor utama yang mengharuskan adannya inovasi pendidikan adalah perkembangan iptek dan imtaq, peubahan dan perkembangan internal pendidikan, perubahan dan perkembangan eksternal pendidikan. Semua elemen ini harus saling padu dan bersinergis agar program inovasi dalam bidang pendidikan itu dapat tercapai.
B. Saran
Jika menginginkan pendidikan Indonesia lebih bermakna dan dapat mensejajarkan dengan perkembangan era globalisasi dunia luar pendidikan, maka inovasi adalah hal yang sangat mutlak perlu dan harus dilakukan. Ini semua dilaksanakan agar dunia pendidikan dan dunia luar pendidikan saling bersimbiosis mutualisme.



DAFTAR PUSTAKA
Diktat.2003.Inovasi Pendidikan.Universitas Baturaja
Ibrahim.1988.Inovasi Pendidikan.Jakarta:Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Tidak ada komentar: