Sabtu, 17 April 2010

penelitian eksperimen

PENELITIAN EKSPERIMEN

Eksperimen pada umumnya dianggap sebagai metode penelitian yang paling canggih dan dilakukan untuk menguji hipotesis. Metode ini mengungkap hubungan antara dua variable atau lebih atau mencari pengaruh suatu variable terhadap variabel lainnya.
Dalam melaksankan eksperimen, peneliti mencurahkan segala perhatiannya pada manipulasi variabel dan control terhadap variabel-variabel lainnya serta mengukur hasil-hasilnya.
Penelitian eksperimen yang sederhana mengandung tiga ciri pokok, yaitu :
1. Adanya variabel bebas yang dimanipulasikan
2. Adanya pengendalian / pengontrolan semua variabel lain kecuali variabel bebas
3. Adanya pengamatan / pengukuran terhadap variabel terikat sebagai efek variable bebas
Dengan demikian, dalam eksperimen ada dua variabel yang menjadi pusat perhatian utama, yakni variable bebas dan variabel terikat. Variable bebas sengaja dimanipulasi oleh peneliti, sedangkan variable yang diamati / diukur sebagai akibat dari manipulasi variabel bebas disebut variable terikat. Variabel terikat dinamakan demikian karena nilainya dihipotesiskan sebagai bergantung pada, atau berubah dengan, nilai variable bebas. Misalnya untuk mempelajari efek dan metode-metode belajar yang berbeda terhadap kemampuan memecahkan masalah peneliti harus memanipulasi metode belajar yang berbeda sebagi variable bebas, agar efeknya terhadap kemampuan memecahkan masalah dapat dibandingkan (variabel terikat).
A. Sifat Penelitian Eksperimen
Ada tiga sifat penting dari penelitian eksperimen, yakni :
1. Control
Control merupakan keharusan dalam metode eksperimen. Tanpa control tidak mungkin dapat menilai secara terandalkan efek-efek dari variable bebas. Dalam hal control eksperimen ada dua asumsi yang biasa dugunakan :
a. Asumsi pertama, jika dua situasi sama dalam setiap hal kecuali suatu faktor yang ditambahkan atau dihilangkan dari salah satu situasi-situasi tersebut, maka setiap perbedaan yang timbul antara dua situasi dapat diartibusikan kepada faktor tersebut. Pernyataan seperti ini disebut hokum variable tunggal. (the law of single variable)
b. Asumsi kedua, jika dua situasi tidak sama tapi dapat ditunjukkan bahwa tak ada satu pun dari variable-variabelnya signifikan dalam menimbulkan peristiwa yang sedang diteliti, atau jika variable-variabel yang signifikan dibuat sama, maka setiap perbedaan yang timbul antara dua situasi setelah diberi variable baru kepada salah satu sistem dapat diatrtibusikan kepada variable baru tersebut. Pernyataan ini disebut hokum satu-satunya variable yang signifikan (the law of the single signifikan independent variable).
Tujuan control dalam eksperimen adalah mengatur situasi, agar efek dari variabel dapat diteliti.
Ada lima prosedur dasar yang biasanya dipakai untuk meningkatkan antara kelompok yang dikenakan berbagai eksperimen. Lima prosedur untuk mengontrol perbedaan-perbedaan inter subjek tersebut adalah :
a. Random assigment (penempatan secara acak)
b. Randomized matching (pasangan yang dibuat secara acak)
c. Homogeneus selection (pemilihan homogen
d. Analisis kovaren
e. Penggunaan subjek sebagai kontrol
2. Manipulasi atau Perlakuan
Manipulasi atau perlakuan suatu variabel adalah tindakan yang disengaja dilakukan oleh peneliti untuk melihat efek yang terjadi dari tindakan tersebut. Dalam penelitian pendidikan, manipulasi variabel memiliki ciri khas tertentu dalam mana peneliti merencanakan serangkaian kondisi-kondisi yang berbeda untuk diberikan kepada para subjek. Seperangkat kondisi yang berbeda-beda tersebut, sengaja diberikan peneliti untuk melihat efek yang trejadi pada akhir eksperimen.
Efektivitas dari suatu perlakukan dilihat pada variabel terikat atau variabel respon. Dengan demikian perubahan atau nilai yang terjadi dalam variabel terikat pada hakikatnya disebabkan karena adanya perlakukan peneliti pada variabek bebas.
3. Pengamatan / Pengukuran
Seperti dijelaskan dalam manipulasi, bahwa efektif tidaknya suatu perlakukan penelitian dalam hal ini variabel bebas, dilihat pada variabel terikat atau variabel respon. Ini berarti, peneliti harus melakukan pengamatan atau observasi terhadap variabel terikat. Hasil pengamatan dapat diperoleh melalui pengukuran dan penilaian, baik secara kuantitaf maupun kualitatif.
B. Desain Eksperimen
Desain eksperimen menunjuk kepada kerangka konseptual. Bagaimana eksperimen itu dilaksanakan. Ada dua fungsi desain eksperimen :
1. Memberikan kesempatan untuk membandingkan kondisi yang dituntut oleh hipotesis penelitian
2. memungkinkan peneliti membuat interpretasi dari hasil studi melalui analisis data secara statistik
Ada dua kriteria yang digunakan dalam menilai kesahihan desain ekspeimen, yakni :
a. Kesahihan internal, berkenaan dengan makna yang terkandung dalam pertanyaan : Apakah perlakukan eksperimen benar-benar mengakibatkan perubahan pada variabel terikat?
Ada delapan variabel ekstra yang sering mempengaruhi kesahiahan internal desain penelitian. Kedalapan variabel tersebut adalah sebagai berikut:
a) History
b) Maturation
c) Pretesting
d) Measuring instrumenst
e) Statistical regresing
f) Perbedaan memilih subjek
g) Kematian atau kehilangan
h) Interaksi kematangan dan seleksi
b. Kesahihan Eksternal, menunjuk kepada makna dari pertanyaan : dapatkah penemu-penemu yang telah diperoleh digenaralisasikan?

Ada dua macam kesahihan eksternal, yakni keshihan populasi dan kesahihan ekologis. Kesahihahn populasi menyangkut populasi subjek mana yang dapat diharapkan sama dengan subjek sampel yang digunakan dalam eksperimen. Kesahihan ekologis menyangkut penggeneralisasian kondisi eksperimen kpada kondisi lingkungan yang lain.



C. Desain Pra-Eksperimen
1. Desain prates-pascates satu kelompok
Desain ini menumpuh tiga langkah, yakni : memberikan prates untuk mengukur variabel terikat sebelum perlakuan dilakukan (prates), memberikan perlakuan eksperimen kepada para subjek (variabel x), dan memberikan tes lagi untuk mengukur variabel terikat, setelah perlakuan (pascates).
Desainnya sebagai berikut :
Prates Variabel bebas
(Perlakukan) Pascates
Y X Y
2. Desain statis dua kelompok
Desain ini menggunakan dua kelompok, satu di antaranya diberikan perlakuan eksperimen. Dua kelompk dianggap sama dalam semua aspek yang relevan dan perbedaan hanya terdapat dalam perlakuan. Hasil pengukuran variabel terikat dari dua kelompok dibandingkan untuk melihat efek dari perlakuan X.





Desainnya sebagai berikut:
Kelompok Perlakukan
(variabel bebas) Pascates
(variabel terikat)
E (Eksperimen) X Y
C (Control) - Y

D. Desain Eksperimen Sejati
1. Desain pascates subjek acak dua kelompok
Desain ini merupakan salah satu desain yang paling sederhana dalam eksperimen sejati dan paling kuat dari semua desain eksperimen. Dua kelompok subjek yang dipilih secara acak, masing-masing ditempatkan dalam kondisi yang berbeda.
Desain ini dapat dilukiskan sebagai berikut :
Kelompok acak Variabel bebas (perlakuan) Hasil pengukuran (variabel terikat)
(R) E X Y
(R) C - Y




2. Desain pascates subjek acak sepadan dua kelompok
Desainnya dilukiskan sebagai berikut :
Kelompok Variabel bebas (perlakuan) Hasil pengukuran
(variabel terikat)
(Sepadan ) E
C X Y
- Y

3. Desain prates pascates kelompok acak
Dalam desain ini para subjek ditempatkan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.melalui metode acak dan diberi prates pada varienl terikat sebelum perlakuan diberikan. Perlakuan diberikan hanya kepada subjek-subjek eksperimen untuk waktu tertentu setelah itu kedua kelompok diukur variabel terikatnya.
Desainnya dilukiskan sebagai berikut :
Kelompok Prates Perlakuan
(variabel bebas) Pascates
(variabel terikat )
(R) E Y1 X Y2
(R) C Y1 - Y2


4. Desain tiga kelompok solomon
Desain solomon yang pertama menggunakan tiga kelompok dengan penempatan para subjek kedalam kelompok-kelompok secara acak. Dalam desain ini kelompok kontrol kedua tetap berfungsi sebagai kelompok kontrol sekalipun diberikan perlakuan X. Desainnya dapat dilukiskan sebagai berikut :
Kelompok Prates Perlakuan
(variabel bebas) Pascates
(variabel terikat )
(R) E Y1 X Y2
(R) C1 Y1 - Y2
(R) C2
- y Y2

5. Desain empat kelompok solomon
Desain ini mempunyai kontrol lebih ketat, sehingga lebih luas dan lebih cermat dari desain tiga kelompok solomon, sebab memilki satu kelompok kontrol tambahan. Kelompok ketiga meskipun menerima perlakuan X, tetap sebagai kelompok kontrol.
Keunggulan desain ini adalah adanya masukan dari keuntungan desain lain sebelumnya.

Desainnya dilukiskan sebagai berikut :
Kelompok Prates Perlakuan
(var bebas Pascates
(var terikat)
(R) E Y1 X Y2
(R) C1 Y1 - Y2
(R) C2 - X Y2
(R) C3 - - Y2

E. Desain Eksperimen Semu
Dalam desain ini kontrol atau pengendalian variabel tidak bisa dilakukan secara ketat, atau secara penuh. Oleh sebab itu peneliti harus dapat memilih dan menentukan variabel mana yang boleh dilonggarkan pengendaliannya, dalam arti kata tidak dilakukan sepenuhnya. Ada dua jenis eksperimen semu yakni :
1. Desain prates-pascates kelompok kontrol tanpa acak
Dalam desain ini subjek kelompok tidak dilakukan acak, misalnya eksperimen di suatu kelas tertentu dengan siswa yang telah ada atau sebagaiman adanya.

Desainnya dapat dilukiskan sebagai berikut :
Kelompok Partes Perlakuan
(var bebas) Pascates
(var terikat)
E Y1 X Y2
C Y1 - Y2

2. Desain rotasi
Desain ini, merupakan desain yang dapat digunakan dengan kelompok-kelompok kelas intact, mengalir atau menukar kelompok pada intervtertentu selama eksperimen.
Desainnya dapat dilukiskan sebagai berikut :
Replikasi Perlakuan (variabel bebas)
X1 X2 X3 X4
1


2


3


4

Kelompok A B C D
Kelompok B D A B
Kelompok C C D A
Kelompok D A B C
Rata-rata kolom Rata-rata Kolom Rata-rata Kolom Rata-rata Kolom
F. Desain Faktorial
Desain faktorial merupakan desain yang dapat memberikan perlakuan / manipulasi dua variabel bebas atau lebih pada waktu yang bersamaan untuk melihat efek masing-masing variabel bebas, secar terpisah dan secara bersamaan terhadap variabel terikat dan efek-efek yang terjadi akibat adanya interaksi beberapa variabel.
Var bebas
(eksperimen) Pengajaran modul Pengajaran berprograma
Var kontrol IQ
Tinggi IQ
Rendah IQ
Tinggi IQ
Rendah
Var terikat
Prestasi belajar Y1
(70) Y2
(66)
Y3
(80) Y4
(60)

REFERENSI

Dr. Nana Sujana & Dr. Ibrahim, M.A. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. 1989. Sinar Baru. Bandung.

Tidak ada komentar: