Kamis, 02 Desember 2010

resume andragogi

BAB I
PRINSIP PENDIDIKAN ORANG DEWASA

A.Hukum Belajar

Hukum belajar itu sendiri terdiri atas beberapa unsur, yaitu :

1.Keinginan belajar
Keinginan belajar merupakan hal yang sangat penting yang dapat meningkatkan efektivitas belajar. Keinginan belajar dapat timbul karena rasa tertarik yang mendalam terhadap sesutu objek, atau mungkin dapat disebabkan karena adanya kebutuhan terhadap suatu pengetahuan atau keterampilan tertentu, atau dapat tumbuh dari dorongan atau motivasi dari orang lain. Tugas pendidik adalah menumbuhkan keinginan kuat peserta didik mempelajari materi yang diajarkan. Belajar adalah masalah emosional sekaligus masalah intelektual. Oleh karena itu, peserta didik perlu mempunyai keinginan belajar jika ingin berhasil. Tanpa keinginan belajar, rasanya peserta didik sulit dapat berhasil.

2.Pengertian terhadap tugas
Peserta didik harus memperoleh pengertian yang jelas tentang apa yang harus dikerjakan untuk mencapai tujuna yang telah ditetapkan. Ia harus mengetahui apa yang perlu dibaca, apa yang perlu dicacat, apa yang pelru dipelajari, apa yang perlu dilatihkan, apa yang perlu didiskusikan, apa yang perlu diteliti, apa yang perlu dipratikkan, dan apa yang perlu dilakukan agar dipelajarinya “memberi makan anak” dirumah.

3.Hukum Asosiasi
Belajar dengan menghubungkan ide atau fakta dengan ide atau fakta lain cendrung dapat menghasilkan ingatan yang lebih permanen daripada apabila tidak menghubungkannya. Belajar dengan menghubungkan tersebut adalah salah satu ciri kelebihan orang dewasa dibanding anak-anak, sebab orang dewasa mempunyai stock ide atau informasi yang dapat menarik pelajaran baru. Orang dewasa mampu menghubungkan konsep yang trekait dan menganalisisnya sampai mencapai suatu kesimpulan. Mereka dapat menetapakan prisnip-prinsip yang sedang dipelajari yang berlaku untuk situasi tertentu ke situasi lain yang sejenis.

Ciri penting hukum asosiasi adalah bahwa ide atau pengalaman baru akan menimbulkan emosi, jika dihubungkan dengan ide atau pengalaman nyata sebelumnya. Hal ini akan snagat berguna untuk meningkatkan semangat.

4.Minat, Keuletan, dan Intensitas
Dengan hanya sekedar latihan atau pengulangan tanpa disdari dengan minat, hasil belajar tidak alkan efektif. Keuletan dan intensitas dari suatu pengalaman mempunyai pengaruh yang memebkas pada ingatan. Seseotrang secara otomatis akan selalu ingat peristiwa kemengan dalam meraih penghargaan atau peristiwa tercapainya sesuatu yang diharapakan. Seseorang peserta didik akan selalu ingat pada nilai yang tinggi dalam salah satu mata pelajaran yang diambilnya apabila nilai tersebut dicapai dengan usaha yang ulet dan inetnsitas yang tinggi.

Jika minat tinggi, peserta didik akan merasa terikat dengan tugasnya, membrikan perhatian yang besar terhadap apa yang dikerjakan, dan menikmati pekerjaannnya. Dengan demikian, ia hanya memerlukan sedikit usaha yang dilakukannya secara sadar dalammenjalani proses belajar.

5.Ketetapan Hati
Ketetapan hati sangat menentukan, apakah seseorang akan tetap melanjutkan aktivitasnya atau tidak sama sekali. Sedangkan prasangka, kecurigaan, dan ketertutupan semuanya akan menghambat proses belajar yang efektif.
6.Pengetahuan tentang keberhasilan dan kegagalan
Seseorang peserta dalam pendidikan orang dewasa tidak akan memperoleh kemajuan dalam proses belajarnya kecuali jika ia mengetahui dalam hal apa saja is berhasil dengan baik dan dalam hal apa saja ia gagal. Situasi ini sangat dikendaki dalam pendiidkan orang dewasa adalah situasi dimana orang dewasa mampu menilai pekerjaanya sendiri dengan menggunakan kriteria atau standar yang dirancang khusus untuk pekerjaan itu.

B.Penetapan Tujuan

Kunci keberhasilan dalam pendidikan orang dewasa adalah mempunyai tujuan khusus tentang perilaku maupun performansi yang jelas dan bergerak menuju ke tujuan tersebut secara konsisten. Namun, sebelum sampai pada tujuan khusus, alangkah baiknya dibahas lebih dahulu tujuan umum pendidikan.

1.Tujuan Umum
Tujuan umum pendidikan orang dewasa sangat bervariasi, tergantung pada visi dan misi lembaga yang menyelenggarakannya. Sebagai gambaran mengenai tujuan umum ini, marilah kita gunakan tujuan umum pendiidkan di Amerika Serikat yang disebut dengan Tujuh prinsip Utama yang diambil dari artikel yang berjudul What Knowladge is of Most larangan filsuf terkenal Herbert Spencer. Tujuh Prinsip utama yang telah mengalami sedikit modifikasi ini adalah sebagai berikut :
a.Kesehatan : fisik, mental, dan keselamatan/keamanan.
b.Anggota keluarga yang berguba
c.Pekerjaan : bimbingan, latihan, dan efisiensi ekonomi
d.Pendidikan kewarganegaraan : prinsip demokrasi yang benar, lokal, negara bagian, dan nasional
e.Pemanfaatan waktu luang : rekreasi jasmani, pikiran, dan spiritual; pengayaan dan pengembangan kepribadian
f.Etika: nilai moral, jiwa pelayanan, dan tanggung jawab pribadi
g.Penguasaan pengetahuan dasar: sarana belajar seperti membaca, menulis, bahasa, metode berfikir secara ilmiah

Sebagai pembanding marilah kita lihat lagi catatan kita mengenai tujuan Pendidikan Nasional Indonesia yang dirumuskan oleh MPR, yaitu meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memeprkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebangsaan agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa (GBHN, 1978).

2.Maksud Pendidikan
Untuk memberikan gambaran maksud pendidikan ini, kita gunakan maksud pendiidkan di Amerika yang din\kenal dengan The Purposes of education in American Democraci, yang terdiri atas empat tujuan khusus, yaitu
a.Penyadraan diri
b.Hubungan masyarakat
c.Efisiensi ekonomi
d.Tanggung jawab warga negara (morgoan, et al,. 1976)

Sebagai pemabanding, di Indonesia, pendiidkan berurusan dengan pembinaan dan pengembangan daya-daya yang melekat pada diri manusia, yaitu daya fisik, daya nalar, daya rasa, daya cipta, daya karsa, an daya budi. Dalam pendidikan Pancasila maniefestasi dari daya-daya tersebut diharapkan akan mampu membuahkan manusia Indonesia yang sehat jiwa dan raganya, takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, luhur budi pekertinya, mencintai bangsa dan sesama manusia.


3.Tujuan Khusus
Untuk tujuan khusus ini terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
a.Ciri tujuan khusus yang baik
Tujuan khusus yang baik akan dirumuskan untuk berbagai macam program pendidikan orang dewasa harus lebih spesifik daripada tujuh prinsip utama ataupun tujuan Pendidikan nasional yang telah disebut diatas. Disamping itu, suatu tujuan khusus penhajaran harus menyatakan perubahan perilaku )gulo, 2002; Raudabaugh, 1973; morgan , et al,. 1976).
Dari pendapat ketiga ahli tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri tujuan khusus yang baik ialah sebagai berikut :
Harus ada sasarannya
Harus menunjukkan perubahan perilaku yang spesifik, jelas, dapat dicapai, dapat didemonstrasikan, dan dapat diukur
Harus diterima oleh sasaran sebagai tujuannya sendiri dan memberi kesempatan kepada sasaran untuk bergerak menuju apa yang mereka inginkan
Harus mengarah ketujuan umum
Biasanya dinyatakan dalam istilah pengetahuan, pengertian, kemampuan, keterampilan, minat atau rasa tertarik. Penghargaan, idealisme, penerapan dan kebiasaaan.
b.Tipe tujuan khusus
Pedoman telah disuusn untuk memperbaiki program pendidikan agar lebih sesuai dengan minta dan kebutuhan nyata dari peserta. Proses ini memerlukan evaluasi yang teliti terhadap tujuan khusus, dalam beberapa hal juga terdapat instruktur baru yang menyusun tujuan khusus.
Klasifikasi tujuan khusus
c.Menentukan tujuan khusus untuk kegiatan pendiidkan khusus




























BAB III
PROSES BELAJAR MENGAJAR ORANG DEWASA

Proses belajar mengajar adalah suatu proses berlangsungnya kegiatan belajar yang dilakukan oleh pelajar atau peserta didikdan kegiatan mengajar yang dilakukan oleh pendidik atau pembimbing. Proses ini juga dapat dikatakan sebagai proses “menerima-memberi” dalam arti peserta didik menerima pelajaran dan pendidik memberi pelajaran.

A.Tahap Proses Belajar

Melalui proses belajar, seorang pelajar atau peserta didik yang tadinya tidak tahu suatu hal menjadi tahu. Proses belajar yang terjadi dalam diri seseorang yang sedang belajar berlangsung melalui enam tahapan, yaitu : Motivasi, perhatian pada pelajaran, menerima dan mengingat, reproduksi, generalisasi, dan melaksanakan tugas belajar dan umpan balik.

B.Faktor – faktor yang Mempengaruhi Belajar

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi orang dewasa ketika dia berada dalam situasi belajar. Faktor-faktor tersebut mencakup faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari diri peserta didik. Faktor internal dapat dikelompokkan menjadi dua faktor, yakni faktor fisik dan non fisik. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri peserta didik atau lingkungan.

C.Ciri-ciri Belajar Orang Dewasa

Cara belajar orang dewasa berbeda dengan cara belajar anak-anak. Oleh karena itu, proses pembelajarannya harus memperhatikan ciri-ciri belajar orang dewasa berikut :
1.Motivasi belajar berasal dari dirinya sendiri.
2.Orang dewasa belajar jika bermanfaat bagi dirinya.
3.Orang dewasa akan belajar jika pendapatnya dihormati.
4.Perlu adanya saling percaya antara pembimbing dan peserta didik.
5.Mengharapkan suasana belajar yang menyenangkan dan menantang.
6.Orang dewasa belajar ingin mengetahui kelebihan dan kekurangannya.
7.Orientasi belajar orang dewasa terpusat pada kehidupan nyata.
8.Sumber bahan belajar bagi orang dewasa berada pada diri orang itu sendiri.
9.Mengutamakan peran orang dewasa sebagai peserta didik.
10.Belajar adalah proses emosional dan intelektual sekaligus.
11.Belajar bagi orang dewasa adalah hasil mengalami sesuatu.
12.Belajar adalah hasil kerja sama antara manusia.
13.Mungkin terjadi komunikasi timbal balik dan pertukaran pendapat.
14.Belajar bagi orang dewasa bersifat unik.
15.Orang dewasa umumnya mempunyai pendapat, kecerdasan, dan cara belajar yang berbeda.
16.Belajar bagi orang dewasa kadang-kadang merupakan proses yang menyakitkan.
17.Belajar adalah proses evolusi.
Ciri-ciri belajar orang dewasa tersebut dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk menentukan dan menciptakan suasana belajar yang kondusif bagi orang dewasa.

D.Suasana Belajar yang Kondusif

Orang dewasa yang sedang belajar memerlukan suasana belajar yang kondusif agar proses belajarnya dapat berjalan dengan lancar. Berikut ini adalah suasana belajar yang kondusif bagi orang dewasa:
1.Mendorong peserta didik untuk aktif dan mengembangkan bakat.
2.Suasana saling menghormati dan saling menghargai.
3.Suasana saling percaya dan terbuka.
4.Suasana penemuan diri.
5.Suasana tidak mengancam.
6.suasana mengakui kekhasan pribadi.
7.Suasan membolehkan perbedaan, berbuat salah, dan keragu-raguan.
8.Memungkinkan peserta belajar sesuai dengan minat, perhatian, dan sumber daya lingkungannya.
9.Memungkinkan peserta didik mengakui dan mengkaji kelemahan dan kekuatan pribadi, kelompok, dan masyarakatnya.
10.Memungkinkan peserta didik tumbuh sesuai dengan nilai dan norma yang ada di masyarakat.

E.Fungsi Pendidik

Memperhatikan bahwa belajar bagi orang dewasa akan menghasilkan perubahan prilaku, baik dalam hal pengetahuan, keterampilan, maupun sikap, maka fungsi pendidik dapat dikatakan sebagai :
1.Penyebar pengetahuan.
2.Pelatih keterampilan
3.Perancang pengalaman belajar.
4.Pelancar proses belajar.
5.Sumber belajar.
6.Pemimpin kegiatan belajar.
7.Penjelas tujuan belajar.
8.Tutor simulasi.
9.Fasilitator KEJAR.


F.Sikap Pendidik

Sikap pendidik orang dewasa mempunyai arti penting dan pengaruh yang besar. Ada beberapa alasan untuk itu, antara lain : orang dewasa lebih kritis, orang dewasa mempunyai bahan pertimbangan untuk menilai sikap pendidik, orang dewasa berpegang pada norma-norma yang berlaku di masyarakat. Maksud sikap di sini adalah sikap mental maupun sikap fisik.
Dari beberapa pendapat, sikap pendidik yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :
1.Bekerja dengan suasana hati awal yang menyenangkan.
2.Tenggang rasa (empati).
3.Wajar (jujur, apa adanya, wajar, terus terang, konsisten, dan terbuka).
4.Respek, mempunyai pandangan positif terhadap peserta didik.
5.Komitmen terhadap kehadiran, bersedia menghadirkan diri secara penuh.
6.Mengakui kehadiran dan menghargai peserta didik.
7.Membuka diri, bersedia menerima dan memberi pendapat.
8.Tidak menjadi ahli, menjawab setiap pertanyaan seolah-olah menjadi ahli dalam segala hal.
9.Tidak diskriminatif, memberi perhatian kepada semua peserta didik secara rata.
10.Suka membantu, riang, humoris, akrab, menunjukkan perhatian.
11.Membangkitkan keinginan belajar.
12.Tegas, menguasai kelas. Membangkitkan rasa hormat.
13.Tidak memotong bicara dan menanggapi pertanyaan/komentar tidak dengan sikap emosional.
14.Tidak suka mengomel. Mencela, mengejek, menyindir.
15.Menerima gagasan yang mungkin bertentangan dengan harapan yang diinginkan.
16.Memberi dorongan peserta didik dalam mengembangkan pribadinya.
17.Mampu mengorganisasikan kelompok belajar.
18.Menumbuhkan prakarsa dan meningkatkan partisipasi peserta didik.
19.Menerima keterbatasan diri.

G.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap dan Fungsi Pendidik

Menurut Lippit (Lunandi, 1982) ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi sikap pendidik, antara lain :
1.Tujuan dan rancangan pendidikan.
2.Lamanya pendidikan
3.Komposisi peserta didik.
4.Harapan peserta didik.
5.Harapan penyelenggara.
6.Profesi pendidik.
7.Keadaan pendidik.

























BAB VII
METODE DEMONSTRASI

A.Pengertian Metode Demonstrasi
Yang di maksud dengan Metode Demonstrasi ialah metode mengajar dengan menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana berjalannya suatu proses pembentukan tertentu pada siswa.
Untuk memperjelas pengertian tersebut dalam prakteknya dapat di lakukan oleh guru atau anak didik itu sendiri. Metode Demonstran cukup baik apabila di gunakan dalam penyampaian bahan pelajaran fiqih, misalnya bagaiamana cara berwudu, shalat, memandikan orang mati, tawaf pada waktu haji,dan yang lainnya.
B.Keuntungan dan Keterbatasan Metode Demonstrasi
1.Keuntungan Metode Demonstrasi
Ada beberapa pendapat mengenai keuntungan dan keterbatasan metode demonstrasi, namun jika disermati ternyata pendapat-pendapat tersebut memiliki banyak kesamaan, hanya sedikit perbedaannya, yaitu terletak pada penekananan dan sudut pandang dari penyumbang pendapat (Morgan, et al, 1976; Flores, Boeno dan Lapastora, 1984). Dari ketiga pendapat tersebut, dapat disimpulkan beberapa keuntungan metode demonstrasi sebagai berikut :
a.Donstrasi menarik dan menahan perhatian
b.Dmonstrasi menghadirkan subjek dengan cara yang mudah dipahami
c.Dmonstrasi menyakinkan hal-hal yang meragukan apakah dapat atau tidak dapat dikerjakan
d.Mtode demonstrasi adalah objektif dan nyata
e.Mtode demonstrasi menunjukkan pelaksanaan ilmu pengetahuan dengan contoh
f.Dmonstrasi memepercepat penyerapan langsung dari sumbernya
g.Dmonstrasi membantu mengembangkan kepemimpinan local
h.Mtode demonstrasi memebrikan bukti bagi paraktik yang dianjurkan
2.Keterbatasan Metode Demonstrasi
Beberapa keterbatasan metode demonstrasi anatara lain sebagai berikut :
a.Dmonstrasi yang baik tidak mudah dilaksanakan. Keterampilan yang memadai diperlukan untuk melaksanakan demonstrasi ayng baik
b.Mtode demosntrasi terbatas hanya untuk jenis pengajaran tertentu
c.Demonstrasi hasil memerlukan waktu yang banyak dan agak mahal
d.Demonstrasi memerlukan hanya persiapan awal
e.Demosntrasi menimbulkan iri, misalnya bagi petani yang tidak menjadi operator
f.Demosntarsi dapat terpengaruh oleh cuaca
g.Demosntrasi dapat mengurangi kepercayaan jika tidak berhasil
C.Jenis Metode Demosntrasi
1.Metode Demosntrasi Cara
Demosntrasi cara menunjukkan bagaimana mengerjakan sesuatu. Hal ini termasuk bahan-bahan yang digunakan dalam oekerjaan yang sedang diajarkan dengan bagaimana mengerjakannya, serta menjelaskan setiap langkah pekerjaannya. Metode demosntrasi cara biasanya dapat diselesaikan dalam waktu yang relative singkat dan tidak memerlukan banyak biaya. Demosntrasi cara sering digunakan adalam acara program televisiatau program radio. Sebagai contoh, program yang menjelaskan langkah-langkah memasak, kerajinan, permianan kartu, dan olahraga (Morgan, et al, 1976). Di bidang pertanian dapat dipergunakan untuk menunjukkan cara membajak, memupuk, teknik bercocok tanam aru untuk mrnghindari erosi, dan sebagainya (Kang & Song , 1984); Flores, Boeno & Lapastora, 1983).
2.Metode Demonstrasi Hasil
Demonstrasi hasil dimaksudkan untuk menunjukkan hasil dari beberapa parktik dengan menggunakan bukti-buktiyang dapat dilihat, didengar, dan dirasakan. Iklan komersial di televise sering didsarkan atas metode demosntrasi hasil. Sebagai contoh, iklan pasta gigi, sabun cuci pakaian, dan sebagainya. Demosntrasi hasil memerlukan prosedur produksi, biaya operasi, waktu dan tenaga kerja yang ekonomis, dan kualitas produk. Demosntrasi hasil memrlukan waktu yang lama, biaya dan cara baru disbanding dengan cara biasa yang dilakukan petani (Kang & Song, 1984; Flores, ueno & Lapastora, 1983).
D.Langkah-Langkah Metode Demonstrasi Cara
Dari pendapat Morga, et al, (1976), Kang & Song, 1984; Flores, ueno & Lapastora, 1983, dapat diususn langkah-langkah metode demonstrasi cara antara lain :
1.Merencanakan Demonstrasi cara
a.Tentukan masalah yang akan dipecahkan
b.Tentukan keterampilan yang akan diajarkan
c.Kumpulkan informasi tentang keterampilan tersebut dan pelajari secara detail untuk dapat diajarkan
d.Libatkan sasaran dalam perencanaan dan pelaksanaan demosntrasi
e.Rencanakan langkah demonstrasi
2.Memepersiapkan Demonstator
a.Persiapkan semua alat, perlengkapan dan materi yang diperlukan
b.Adakan latihan untuk menggunakan jenis alat, bahan dan perlengkapan
c.Persiapkan ruang yang luas dan cukup penerangnnya untuk demonstrasi
d.Dalam memeilih tempat demonstrasi, usahakan memilih lokasi yang strategis
e.Demonstrator harus mengetahui materinya
3.Mempersiapkan Pengamat
a.Tekankan betapa pentingnya proses yang didemonstrasikan
b.Melalui pertanyaan, dapatkan informasi yang telah diketahui pengamat mengenai subjek yang didemonstrasikan
c.Minta mereka menceritakan masalah dan pengalamannya
d.Berikan satu contoh nyata atau lebih untuk menunjukkan jalannya proses
e.Minta pengamat membantu dalam merencanakan langkah-langkah yang akan dilakukan sesuai dengan prosedur operasionalnya
f.Bantu pengamat dalam memepelajari sesuatu hal selama demonstrasi cara dilaksankan
g.Jika perlu, gunakan slide, video, film, dan gambar hidup lainnya untuk meningkatkan minat
4.Melakukan Demonstrasi Cara
a.atur tempat pengamat sedemikian rupa sehingga mereka adapat melihat demonstrasi dengan baik
b.Demonstrasikan setiap langkah perlahan-lahan dan hati-hati
c.Lengkapi demonstrasi dengan ilustrasi dan penjelasan
d.Ajukan pertanyaan selama demonstrasi
e.Beri dorongan pengamat mengajukan pertanyaan
f.Beri waktu untuk berdiskusi
g.Beri dorongan kepada pengamat untuk membantu demonstrasi
h.Lengakapi demonstrasi dengan literature, model, dan bahan visualisasi
i.Selesaikan setiap langkah sebelum melanjutkan ke langkah berikutnya
j.Jelaskan mengapa, bagaimana, dan kapan langkah tersebut diambil
k.Tekankan bagian-bagian kunci dan tuliskan di papan tulis (jika ada)
l.Jelaskan bahaya yang mungkin terjadi dalam melaksankan proses.
m.Simpulkan apa yang telah dikerjakan, atau minta pengamat untuk menyimpulkan
n.Jelaskan setiap pertanyaan tentang langkah-lagkah dalam proses yang sedang dijlani
5.Menganalisis Hasil
a.Pastikan Pengamat atau wakil kelompok telah mengerjakan tugasnya
b.Minta mereka mengerjakan proses satu langkah pada satu waktu
c.Jelaskan berbagai pertanyaan yang muncul
d.Jika perlu beri bimbingan secara individual
e.Ajukan pertanyaan untuk lebih memeprjelas setiap hal yang belum benar-benar dimengerti
f.Bantu anggota kelompok dalam membuat perencanaan dan menyelesaikan suatu proses sesuai dengan apa yang diperlukan
g.Evaluasi dengan seksama, tunjukkan jika terdapat kelebihan dan kelemahan
h.Kunjungi sasaran yang menunjukkan minat besar terhadap demonstrasi
E.Menilai Metode Demonstrasi Cara
Setiap instrukturatau demonstrator harus berhati-hati dalam menilai setiap demonstrasi dengan segala perlengkapannya. Umumnya pendidik melibatkan pengamat dalam membuat penilaian. Pengamat perlu banyak dilibatkan dalam perencanaan dan pelaksanaannya.
F.Tahapan Demonstrasi Hasil
Suatu demonstrasi hasil sangat efektif dalam membutuhkan kepercayaan terhadap ide baru karena demonstrasi hasil menunjukkan bukti yang nayata dan objektif bahwa ide baru tersebut dapat dilaksankan dan menguntungkan. Agar suatu ide dapat diterima warga masyarakat tertentu, maka jalan yang harus ditempuh akan lebih mudah dan lebih murah jika warga masayarakat tersebut telah mempunyai kepercayaan terhadap ide itu. Apabila akan menggunakan demonstrasi hasil, tahapan berikut ini dapat dipertimbangkan :
Merencanakan Demonstrasi Hasil
1.Perencanaan demonstrasi hasil sama dengan perencanaan demonstrasi cara sampai dengan langkah kelima
2.selanjutnya, pilih lokasi demonstrasi yang strategis
3.sering mengunjungi demonstrasi untuk menyakinkan bahawa ia telah memahami maksud demonstrasi dan cara melaksanakan demonstrasi
Mempersiapkan Demosntrator
1.Demonstrator pada demonstrasui hasil harus memeprhatikan lima langkah persiapan yang sama seperti pada demonstrasi cara
2.Instruktur atau pimpinan sebaiknya memilih orang setempat untuk melaksankan demonstrasi
3.Pimpinan sebaiknya membuat rencana yang akan digunakan demonstrasi
4.Pimpinan sebaiknya membuat publikasi secukupnya
Melaksanakan Demonstrasi Hasil
1.Demonstrasi sebaiknya dilaksanakan di kelas atau tempat timbulnya masalah
2.demonstrasi sebaiknya tidak berusaha untuk mendapatkan fakta baru, tetapi lebih ditekankan untuk membuktikan hasil yang dicapai berdasarkan penelitian
3.Suatu hal yang baik untuk membandingkan hasil dari dua cara atau lebih, atau membandingkan hasil dari cara lama dengan hasil dari acara yang baru
Memepergunakan Hasil
1.gunakan bahan dari demonstrasi hasil sebagai bahan pertemuan, surat kabar, pameran, wawancara radio, dll
2.Analisis alas an / sebab kegagalan dan keberhasilan, dan gunakan hasil analisis tersebut untuk keperluan mengajar
3.Gunakan hasil demonstrasi untuk tindak lanjut, seperti pelatihan bagi mereka yang tertarik
G.Ilustrasi Demonstrasi Cara
1.Motivasi
2.Mengajar dengan Hanya Menceritakan
3.Mengajar dengan Hanya Meperagakan
4.Mengajar dengan Penjelasan yang Benar dan Memperagakannya adalah Cara yang Baik
H.Empat LAngkah Dalam Pelatihan Kerja
Empat langkah dalam pelatihan kerja berikut akan menghemat waktu, membuat pekerjaan lebih aman, mengurangi kerusakan, menghindari pemborosan, dan meningkatkan kualitas. Pelatihan ini banyak dilkaukan dalam industri
Langkah 1 : Memeprsiapkan pelajar
Langkah 2 : Melakukan pekerjaan
Langkah 3 : Mencoba keterampilan
Langkah 4 : Tindak Lanjut

I.Ilustrasi Demonstrasi Hasil
Ilustrasi demonstrasi hasil yang dapat diselesaikan dalam periode waktu yang pendek sangat lama. Beratus-ratus contoh dapat ditemukan dalam program pendidikan oaring dewasa dari system yang melibatkan 100 kelas atau program yang terpisah.
BAB VIII
METODE PELATIHAN
A.Pengertian Pelatihan
Pelatihan adalah salah satu metode dalam pendidikan orang dewasa atau dalam suatu pertemuan yang biasa digunakan adalam meningkatkan pengetahuan, keteramapilan, dan mengubah sikap peserta dengan cara yang sfesisik. Pengetahuan tentang jenis pelatihan ini sangat penting, agar pelatihan yang dilaksanakan adapat efektif mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
B.Pelatihan Kepekaan
1.Kelompok-T
Jantung pelatihan adalah kelompok-T, suatu istilah yang sama artinya dengan kelompok training (kelompok pelatihan). Pengalaman kelompok-T ini dianggap sebagai aspek yang terpenting, sebab dalam kelompok-T seseoarang memeperoleh pengaruh emosional yang kuat. Diharapkan bahwa kelompok-T dap[at berperan sebagai “wadah peleburan” interaksi personal yang dapat menghasilkan suasana belajar yang kondusif. Suasana kondusif adalah salah satu unsure utama dari pengalaman kelompok-T.
2.Pesiapan Pelatihan
Mengamati situasi di perusahaan atau di rumah merupakan hal yang penting, yaitu untuk menentukan masalah yang perlu pemecahan. Indentifikasi masalah biasanya merupakan langkah pertama menuju pemecaan masalah.
3.Manfaat Pelatihan
Pelatihan kepekaan meempunyai pengaruh yang besar terhadap bisnis dan industri serta oragnisasi keagamaan dan profesi. Sebagai contoh, dalam profesi mengajar terjadi ketegangan anatara guru dan administrator. Untuk mengatasinya perlu mengembangkan empati dan tujuan yang dapat dipenuhi dengan cara pelatihan kepekaan.
4.Peringatan
Terdapat beberapa peringatan yang perlu dicacat jika ingin merencanakan pelatihan kepekaan, yaitu sebagai berikut :
a.Pelatihan kepekaan hatus cukup waktunya untuk membawa perubahan pada peserta
b.Hasil yang terbaik cendrung berasala dari pengalaman “pulau budaya” yang terisolasi, di mana pesertanya “ jauh dari dunia” yang secara konstan selalu bersama-sama.
c.Kurang bijaksana untukmmencoba mengambil peserta dari perusahaan atau system yang sama untuk dilatih
d.Kadangkala sulit untuk memisahkan pengalaman kelompok-T dengan terapinya
e.Personil yang kurang terlatih, yang membantu pelaksanaan pelatihan kepekaan sebagai “pencuri otak”
f.Banyak pelatih baru, didasari semangat ingin memeperoleh pengalaman, tergesa-gesa dan mulai melatih tanpa pengalaman professional yang cukup
g.Mereka yang ahli dan pelatihan kepekaan, karena pengalaman dan pelatihan merka yang sudah lama, mungkin gagal menerapkan teknik yang tepat dalam membnatu kelompok sukarela di tingkat local
h.Pelatihan yang intensif sangat bepotensi menyebabkan frustasi pada porsi tanpa arahan dan di luar pengendalian
i.Tidak semua jenis pelatihan berfungsi sama bagi seluruh personel
C.Pelatihan Kepemimpinan
Pelatihan kepemimpianan mungkin berbeda dengan pelatihan kepekaan. Hal itu tergantung pada apa yang ingin dikerjakan dalam pelatihan kepemimpinan.
D.Pelatihan Kerja
1.Definisi Pelatihan Kerja
Menurut Dejnozka & Kapel (1982), pelatihan kerja dapat didefinisikan sebagai “program terencana dari latihan yang sistematis tentang performansi kemampuan tertentu “(malon, 1984).
2.Asumsi dan Rasional Dasar
Pimpinanan penyuluhan yang merencanakan program pelatihan kerja seyogianya mempunyai asumsi dan rasional dasar dalam pikirannya sebelum kegiatan dilaksanakan. Asumsi ini seyogiyanya termasuk fakta di mana pria atau waniata sevcara individu maupun berkelompok dapat belajar tentang pekerjaannya, dan belajar sebaik mungkin ketika terlibat secara aktif dalam proses belajar.
3.Pedoman Bagi Perencana Program Pelatihan Kerja
Proses perencanaan program sebaiknya digunakan untuk mendesain program peltihan kerja yang efektif. Berikut ini adalah pedman perencanaan yang terdiri atas komponen dan pertanyaan yang perlu dijawab oleh perencan pelatihan kerja.
a.Identifikasi masalah
b.Identifikasi pelajar / peserta
c.Identifikasi tujuan umum dan tujuan khusus
d.Strategi kesempatan belajar dan pemilihan pengajaran
e.Format dan penjadwalan kegiatan belajar
f.Evaluasi dan penilaian
E.Pelatihan Partisipatif
Pelatihan untuk orang dewasa memerlukan strategi dan teknik yang berbeda dengan pelatihan bagi anak-anak (paedagogis). Oleh karena it, diperlukan pendekatan yang berbed, yiatu keterlibatan atau peran serta peserta pelatihan., dan pengaturan lainnya yang menyangkut materi pelatihan, waktu penyelenggaraan, dan lain sebagainya.
Agar pelatihan partisipatif dapat berjalan dengan lancer, maka pemandu (fasilitator), pelatih (trainer) dengan menggunakan metode dan teknik yang banayk melibatkan peran serta peserta harus dapat berperan dengan baik untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif.
Dalam pelatihan partisipatif biasanya digunakan apa yang diesbut siklus belajar dari pengalaman (eksperiential learning cycle). Yakni ;
1.Mengalami
2.Mengungkapkan
3.Menganalisis
4.Generalisasi
5.Menerapkan
Gambar

1.Megalami. Pengalaman merupakan inti proses belajar
2.Mengungkapkan. Tahapan ini merupakan tahapan dimana peserta mengungkapkan pengalamannya
3.Menganalisis. Tahap ini merupakan suatu proses pemahaman yaitu suatu proses untuk mencoba memahami berbagai ungkapanb pengalaman dari berbagai pihak yang terlibat dalam proses belajar atau proses pelatihan secara kritis.
4.Generalisasi. Terhadap ini merupakan tahap yang sangat penting dalam proses belajar dan pelatihan.
5.Menerapkan. Tahap ini merupakan tahap dimana kita melakukan dan melaksanakan sesuatu yang telah direncanakan atas hasil pembelajaran.
F.Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Merancang Pelatihan
Setiap perencanaan selalu ada unsur-unsur: (1) siapa, (2) apa, (3) dimana, (4) bagaimana, (5) kapan (kartasaproetra,1994, ibrahim, 2003, proyek Deliveri, 2000b). sejalan dengan itu, dalam perencanaan pelatihan pun terdapat unsur-unsur tersebut. Seperti dikemukakan oleh (Lunandi, 1982), unsur-unsur perencanaan pelatihan antara lainsebagai berikut.
1.Siapa yang akan dilatih?
2.apa yang akan mereka pelajari?
3.Siapa yang akan menyampaikan pelajaran?
4.dengan cara bagaimana mereka akan dilatih?
5.Bagaimana hasil pelatihan akan dievaluasi?
G.Prosedur Ranacangan Pelatihan
1.Identifikasi kebutuhan. Kebutuhan akan pendidikan orang dewasa dari berbagai pihak(peserta, organisasi penyelenggara, masyarakat, maupun pemerintah)perlu diidentifikasi secara cermat. Kebutuhan masing-masing pihak mungkinberbeda satu sama lain.
2.Identifikasi sasaran. Maksud sasaran disini adalah prilaku peserta yang diharapkan setelah mengikuti pelatihan.
3.Identifikasi sumber. Perlu dianalisis sumber-sumber yang di perlukan (dana, penceramahan, fasilitator, alat, perlengkapan dan lain-lain).
4.Pengembangan alternatif. Alternatif lain perlu dikembangkanuntuk mencari cara mencapai tujuan/sasaran yang terbaik.
5.Seleksi. Seleksi terhadap semua alternatifdilakukan dengan mempertimbangkan sumber daya, hambatan, kelebihan dan kekurangan masing-masing alternatifserta sasaran yang ingin dicapai.









H.Contoh Rancangan Kegiatan Pelatihan

No
Pertanyaan
Jawaban
1
Siapa yang akan dilatih
Orang-orang dewasa yang berminat dan belum mempunyai pengetahuan perkoperasian dengan pendidikan formal, profesi, usia,jenis kelamin yang beragam
2
Apa yang akan mereka pelajari?
a.fasafah kerja sama dalam kelompok
b.keterampilan hubungan dwngan manusia (human relations)
c.teknis pengolahan koperasi
3
Siapa yang akan menyampaikan pelajaran?
Tiga orang staf pendidikan biro konsultasi koperasi kredit (yang telah mendapat pelatihan koperasi dan POD).
4
Dengan cara bagaimana mereka akan dilatih?
a. Metode pendidikan orang dewasa
b. Metode laboratorium digunakan untukmengajarkan fasafahkerja samadalam kelompok dan keterampilan hubungan antar manusia.
c. Ceramah digunakan untuk memberikan pengetahuan dasar.
d. Studi kasus dipakai untuk memberikan pelajaran kepengurusan dan peraturan koperasi.
e. Permainan peran untuk pendekatan manusiawi
f. Pemutaran slide untuk menumbuhkan motivasi.
g. Latihan eksperimensial untuk teknis administrasi perkoperasian.
5
Apa yang akan mereka pelajari?
a.falsafah kerja sama dalam kelompok.
b.keterampilan hubungan dwngan manusia (human relations)
c.teknis pengolahan koperasian.
6
Bagaimana hasil pelatihan akan dievaluasi ?
Hasil pelatihan akan dievaluasi dalam dua tahap:
a.Segera setelah selesai kegiatan pelatihan, dengan menggunakan formulir evaluasi yang diisi oleh para peserta.
b.Segera setelah peserta merintis pembentukan koperasi kredit, peserta diminta mengirim surat kebiro konsultasi koperasi kredit.

I.Pengaturan Ruangan

Dalam menata ruangan pelatihan, perlu diperhatikan beberapa hal penting berikut ini:
1.Ruangan yang cukup luas untuk menampung semua peserta yang akan hadir
2.Ruangan khusus, baik untuk diskusi kelompok kecil maupun untuk sidang paripurna.
3.Penerangan yang cukup terangdan tidak menyilaukandan stop kontak untukberbagai alat bantu audiovisual
4.Peredaran udara yang cukup baik dengan jendela-jendela yang cukup.
5.Ruangan yang cukup bersih.
6.Ruangan yang cukup tenang.
7.Toilet yang cukup baik untuk peserta.
8.Kursi yang cukup jumlahnya dan baik kondisinya untujumlah peserta yang direncanakan.

Beberapa hal yang perlu dipertimbangkandalam pengaturan tempat duduk bagi pendidikan orang dewasa adalah sebagai berikut:
1.Agar peserta dapat melihat pendidikan dengan jelas
2.Agar peserta dapat memandang satu sama lain. biasanya diatur melingkar, bentuk U, atau setengah lingkaran.
3.Agar peserta dapat meninggalkan tempat duduknya dengan mudah, jika ia harus ke depan untuk menjelaskan sesuatu atau harus pindah ke kelompok kecil.
4.Agar setiap peserta dapat melihat dengan jelas alat – alat peraga yang dipergunakan.
5.Agar tidak ada peserta yang duduknya menghadap cahaya yang menyilaukan.
6.Agar pembimbing bebas bergerak untuk berbagai keperluan, seperti menggunakan alat peraga, membuat variasi gerakan dalam menyampaikan materi pelatihannya.
7.Agar tersedia sebuah meja di sudut ruangan untuk meletakkan bahan ajar yang tidak segera digunakan atau yang akan digunakan kemudian.

Tidak ada komentar: