Selasa, 20 Desember 2011

PROSES PENGEMBANGAN INOVASI

Inovasi adalah suatu ide, cara atau objek yang dianggap baru oleh individu atau unit aqdopsi. Sebagai individu manusia selalu mencari ide, cara dan objek-objek baru yang dapat memenuhi kebutuhan dan untuk mengatasi permasalahan dan meningkatkan mutu kehidupannya. Demikian pula dalam system social atau masyarakat, anggotanya senantiasa berusaha mengadakan perubahan-perubahan kea rah penyempurnaa, kea rah yang lebih baik dan untuk itu umat manusia senantiasa memerlukan ide-ide, cara dan objek baru. Keinginan untuk mengadakan perubahan-perubahan yang terus-menerus mendorong terjadinya inovasi yang tiada henti.
Secara naluriah manusia memang tak pernah puas sepenuhnya denga sesuatu prestasi yang telah tercapai. Setelah manusia dapat, memenuhi kebutuhannya, segera pula muncul kebutuhan yang baru, demikian seterusnya. Manusia senantiasa juga menghadapi masalah-masalah dan tantangan serta kesulitan dalam memenuhi kebutuhannya. Masalah, tantangan dan kesulitan tersebut bisa berasal dari dalam diri dan bisa juga berasal dari lingkungan hidupnya. Factor lingkunga juga berperan besar dalam mendorong terjadi nya inovasi disebabkan sifat lingkungan yang dinamis dan terus-menerus mengalami perubahan. Perubahan alamiah yang terus-menerus tersebut mendorong manusia untuk senantiasa untuk melakukan penyesuaian. Oleh karena perubahan mengandung ketidakpastian, maka manusia berusaha keras untuk dapat mengontrolnya sehingga terhindar dari ketidakpastian tersebut. Manusia menginginkan masa depan yang lebih pasti atau lebih terjamin.
Didorong oleh adanya factor luar dan factor dari dalam tersebut manusia senantiasa berupaya mencari solusi untuk mengatasi masalah dan memenuhi kebutuhannya. Upaya-upaya tersebut antara lain dilakukan melalui suatu proses penelitian dan pengembangan atau cara-cara lainnya. Dalam melakukan upayanya manusia mengerahkan seluruh kemampuan dan kelebihannya, memanfaatkan sarana dan peralatan yang sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan memanfaatkan alam yang ada disekitarnya, serta mendayagunakan kemampuan abstraksiinya.
Proses pengembangan inovasi biasanya dimulai dari tahap pengenalan masalah atau kebutuhan, diteruskan dengan penelitian dan pengembangan, kemudian setelah itu diikuti komersialisasi, difusi dan adopsi dan akhirnya dengan konsekuensi.







Gambar di atas merupakan proses pengembangan inovasi, mulai dari adanya masalah dan kebutuhan, ditindaklanjuti dengan penelitian dan pengembangan, serta komersialisasi, kemudian terjadi difusi dan adopsi, sampai akhirnya membawa konsekuensi (Diapdaptasi dari Rogers, 1995).
Sedikit sekali proses pengembangan inovasi yang tidak mengikuti pola tersebut di atas. Pada kenyataannya, memang ada juga inovasi yang tidak diperoleh melalui penelitian dan pengembangan. Inovasi demikian mungkin merupakan hasil praktek oleh orang yang dengan sengaja dan intensif mencari solusi untuk masalah atau kebutuhannya. Bisa juga suatu inovasi diperoleh secara kebetulan serta tak disengaja.
A. Kebutuhan dan Masalah sebagai Pencetus Inovasi
Kebutuhan atau”needs” biasanya muncul mengiringi keinginan manusia untuk mengatasi masalah dalam kehidupannya. Sementara itu manusia tersebut sebagian bersumber dari kodrat dan sebagian lagi bersumber dari hasil interaksi atau hubungannya dengan alam lingkungannya. Interaksi tersebut bersifat dinamis, oleh karena itu masalah yang dihadapi manusia tak aka nada habis-habisnya. Didesak oleh adanya masalah inilah manusia bersaha memunculkan ide-ide, cara dan objek baru.
Contoh manusia yang mengawali proses pengembangan inovasi adalah munculnya wabah, atau bencana alam. Sedangkan contih kebutuhan atau “needs” misalnya; manusia membutuhkan obat mengobati penyakitnya sehingga dapat hidup lebih sehat dan sejahtera. Contoh kebutuhan lainnya adalah manusia memerlukan teknologi untuk menaklukan alam misalnya teknologi untuk menjelajah ruang angkasa, dan manusia memerlukan teknologi untuk mengambilmineral dari dalam perut bumi.
Pada dasarnya kebutuhan manusia memang banyak sekali dan bertingkat-tingkat, serta berasal dari berbagai factor. Semua kebutuhan tersebut, baik kebutuhan tingkat dasar (basic needs) seperti kebutuhan fisik, atau pun kebutuhan tingkat tinggi (high order needs) seperti aktualisasi diri, sama-sama dapat menimbulkan terjadinya pengembangan inovasi.
B. Penelitian sebagai Wahana Penemuan Inovasi
Hampir semua inovasi di bidang teknologi merupakan hasil penelitian para ilmuan dan peneliti. Proses ditemukannya atau diciptakannya ide baru biasanya disebut dengan penemuan atau “invention”. Penemuan biasanya terjadi setelah melalui proses penelitian yang cermat dan dilakukan dengan sengaja. Namun demikian banya pula penemuan dan inovasi yang didapatkan manusia secara “kebetulan” . inovasi diperoleh secara kebetulan tersebut biasanya bersifat relative sederhana, tidak rumit dan tidak komplek, sebaliknya inovasi hasil penelitian biasanya kompleks dan canggih.
Dari waktu ke waktu kegiatan penelitian semakin memegang peran di dalam penciptaan inovasi. Penelitian yang menghasilkan penemuan biasanya dimulai dari penelitia dasar (basic research), setelah itu, diteruskan dengan penelitian terapat (applied research). Penelitian dasar diarahkan kepada upaya membangun teori-teori atau konsep, sedangkan penelitian terapan lebih diarahkan kepada pengujian atau pembuaktian secara empiris. Penelitian-penelitian tersebut kemudian ketidaklanjuti dengan pengembangan.
C. Pengembangan
Pengembangan inovasi adalah suatu proses menempatkan ide baru dalam bentuk yang sesuai dengan kebutuhan sasaran yang potensial menjadi adopter. Pengembangan inovasi selalu didasarkan kepada penelitian, atau kegiatan sejenisnya. Kegiatan pengembangan inovasi ini biasanya sulit dipisahkan dari kegiatan penelitian. Kegiatan penelitian dan pengembangan (‘research and development ‘ atau R&D) merupakan kegiatan yang berkesinambungan. Kegiatan tersebut memerlukan investasi, oleh karena itu biasanya dilakukan dan dibiayai oleh suatu institusi, lembaga perusahaan atau Negara. R&D dapat berlangsung dan berkembang dengan baik apabila didukung oleh data dan informasi, termasuk data dan informasi tentang: berbagai inovasi sejenis yang dikembangkan oleh pihak lain, informasi pasar, pesaing, dan paten tentang inovasi-inovasi terbaru.
Pengembangan inovasi berupa teknologi canggih yang baru biasanya melewati empat tahapan yaitu mulai: 1) penciptaan inovasi, suatu periode waktu yang penuh ketidakpastian dan coba-coba, 2) imitasi. Di mana banyak perusahaan baru masuk dan mengembangkan berbagai variasi inovasi yang berorientasi pasar, 3)kompetisi teknologi, di mana bagian R&D berusaha menyempurnakan inovasi dan akhirnya 4)standarisasi, suatu produk ideal telah ditemukan.
D. Komersialisai
Komersialisasi adalah suatu tahapan pengembangan inovasi di mana suatu inovasi mulai diproduksi dalam jumlah yang besar. Maksud dari inovasi adalah bahwa inovasi dikemas sedemikian rupa sehingga siap untuk dikomunikasikan secara luas. Produksi tersebut meliputi pula; psbrikasi, pengemasan, pemasaran dan distribusi produk inovasi, sehingga inovasi siap untuk didifusikan. Tahapan ini dimungkinkan terlaksana setelah produk inovatif selesai dikembangkan. Komersialisasi biasanya dilakukan oleh dunia swasta dan bersifat massal, meskipun ada juga komersialisasi yang dilakukan oleh pemerintah suatu Negara.
Dalam tahapan komersialisasi ini, suatu inovasi hasil kegiatan penelitian yang biasanya dikemas secara ilmiah, dan memungkinkan untuk diolah menjadi bentuk yang siap diadopsi oleh pengguna (user friendly). Setelah melewati tahapan ini, suatu inovasi menjadi produk yang siap untuk dipromosikan kepada khalayak.
E. Difusi dan Adopsi
Difusi adalah proses di mana suatu inovasi dikomunikasikan melalui suatu saluran pada suatu waktu dan ditujukan kepada anggota suatu system social. Sedangkan hasil dari proses difusi biasanya diharapkan terjadi adopsi, yaitu keputusan oleh individuatau masyarakat untuk menerima inovasi.
Semenjak diputuskan bahwa sesuatu inovasi telah siap dimasyarakatkan kepada calon pengguna yang potensial, sejak itulah kegiatan difusi dimulai. Keputusan difusi ini biasanya dipengaruhi oleh sponsor yang telah membiayai kegiatan penelitian dan pengembangan (R&D). pada kasus-kasus inovasi tertentu keputusan difusi ini juga dipengaruhi oleh adanya semacam lembaga sensor atau pereturan, misalnya untuk mendifusikan obat jenis baru harus telah melewati suatu uji klinis. Tujuan uji klinis adalah untuk mengevaluasi dampak suatu inovasi terhadap kondisi nyata. Berdasarkan hasil uji klinis dapat dibuat keputusan jadi tidaknya sesuatu inovasi didifusikan, hasilnya biasa disebut keputusan ‘Go/No-Go) yaitu keputusan jadi atau tidak jadi dimasyarakatkan.
Pada tahap difusi dan adopsi inilah agen pembaharuan dituntut perannya. Proses difusi dan adopsi ini menentukan nasib inovasi, apakah berhasil memasyarakat atau gagal dan dilupakan.
F. Konsekuensi
Tahap terahir dalam pengembangan inovasi adalah konsekuensi inovasi. Dalam tahap ini kembali permasalahan awal yang telah menyebabkan lahirnya suatu inovasi dilihat apakah telah terpecahkan atau belum. Banyak inovasi berhasil memecahkan permasalahan dan memenuhi kebutuhan. Namun tidak jarang suatu inovasi malahan menimbulkan permasalahan baru, sehingga terjadilah kembali proses pengembangan inovasi berikutnya.
Contoh konsekuensi; inovasi berhasil memecahkan manusia misalnya ditemukannya system ekonomi yang dapat meningkatkan kesejahteraan manusia. Meningkatkan kesejahteraan manusia ini juga menimbulkan masalah baru yaitu meningkatkan kebutuhan. Inovasi bidang kesehatan berhasil meningkatkan usia harapan hidup manusia. Meningkatkan usia harapan hidup menyebabkan banyaknya manusia usia lanjut (manula) yang memerlukan berbagai jenis layanan, seperti panti jompo, kendaraan khusus manula, dan sebagainya.

Tidak ada komentar: