Sabtu, 17 April 2010

ILMU ALAMIAH DASAR

ILMU ALAMIAH DASAR

Ilmu alamiah atau sering disebut ilmu pengetahuan alam (natural science) merupakan pengetahuan yang mengkaji tentang gejala-gejala dalam alam semesta, termasuk di muka bumi ini, sehingga terbentuk konsep dan prinsip. IAD hanya mengkaji konsep-konsep dan prinsip-prinsip dasar yang esensial saja.

A. MANUSIA YANG BERSIFAT UNIK
Ciri-ciri manusia
a. Organ tubuhnya kompleks dan sangat khusus, terutama otaknya
b. Mengadakan metabolisme atau pertukaran zat, (ada yang masuk dan keluar)
c. Memberikan tanggapan terhadap rangsangan dari dalam dan luar
d. Memiliki potensi untuk berkembang biak
e. Tumbuh dan bergerak
f. Berinteraksi dengan lingkungannnya
g. Sampai pada saatnya mengalami kematiian

Manusia adalah makhluk yang lemah dibanding makhluk lain namun dengan akal budinya dan kemauannya yang sangat kuat maka manusia dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan ilmu pengetahuan dan teknologi manusia dapat hidup dengan lebih baik lagi. Akal budinya dan kemauannya yang sangat kuat itulah sifat unik dari manusia.

B. KURIOSITAS ATAU RASA INGIN TAHU DAN AKAL BUDI
Rasa ingin tahu makhluk lain lebih didasarkan oleh naluri (instinct) /idle curiosity naluri ini didasarkan pada upaya mempertahankan kelestaraian hidup dan sifatnya tetap sepanjang zaman. Manusia juga mempunyai naluri seperti tumbuhan dan hewan tetapi ia mempunyai akal budi yang terus berkembang serta rasa ingin tahu yang tidak terpuaskan.
Sesuatu masalah yang telah dapat dipecahkan maka akan timbul masalah lain yang menunggu pemecahannya, manusia setelah tahu apanya maka ingin tahu bagimana dan mengapa.
Contoh : tempat tinggal manusia purba sampai manusia modern, contoh lain seperti penyakit setelah ditemukan obat suatu penyakit ada penyakit lain lagi yang dicoba untuk dicari obatnya (HIV AIDS)

C. PERKEMBANGAN ALAM PIKIRAN MANUSIA
Manusia yang mempunyai rasa ingin tahu terhadap rahasia alam mencoba menjawab dengan menggunakan pengamatan dan penggunaan pengalaman, tetapi sering upaya itu tidak terjawab secara memuaskan. Pada manusia kuno untuk memuaskan mereka menjawab sendiri. Misalnya kenapa ada pelangi mereka membuat jawaban, pelangi adalah selendang bidadari atau kenapa gunung meletus jawabannya karena yang berkuasa marah. Dari hal ini timbulnya pengetahuan tentang bidadari dan sesuatu yang berkuasa. Pengetahuan baru itu muncul dari kombinasi antara pengalaman dan kepercayaan yang disebut mitos. Cerita-cerita mitos disebut legenda. Mitos dapat diterima karena keterbatasan penginderaan, penalaran, dan hasrat ingin tahu yang harus dipenuhi. Sehubungan dengan dengan kemajuan zaman, maka lahirlah ilmu pengetahuan dan metode ilmiah.

Puncak pemikiran mitos adalah pada zaman Babilonia yati kira-kira 700-600 SM. Orang Babilonia berpendapat bahwa alam semesta itu sebagai ruangan setengah bola dengan bumi yang datar sebagai lantainya dan langit dan bintang-bintang sebagai atapnya. Namun yang menakjubkan mereka telah mengenal bidang ekleptika sebagai bidang edar matahari dan menetapkan perhitungan satu tahun yaitu satu kali matahari beredar ketempat semula, yaitu 365,25 hari. Pengetahuan dan ajaran tentang orang Babilonia setengahnya merupakan dugaan, imajinasi, kepercayaan atau mitos pengetahuan semacam ini disebut Pseudo science (sains palsu)
Tokoh-tokoh Yunani dan lainnya yang memberikan sumbangan perubahan pemikiran pada waktu itu adalah :
a. Anaximander, langit yang kita lihat adalah setengah saja, langit dan isinya beredar mengelilingi bumi ia juga mengajarkan membuat jam dengan tongkat.
b. Anaximenes, (560-520) mengatakan unsur-unsur pembentukan semua benda adalah air, seperti pendapat Thales. Air merupakan salah satu bentuk benda bila merenggang menjadi api dan bila memadat menjadi tanah.
c. Herakleitos, (560-470) pengkoreksi pendapat Anaximenes, justru apilah yang menyebabkan transmutasi, tanpa ada api benda-benda akan seperti apa adanya.
d. Pythagoras (500 SM) mengatakan unsur semua benda adalah empat : yaitu tanah, api, udara dan air. Ia juga mengungkapkan dalil Pythagoras C2 = A2 + B2, sehubungan dengan alam semesta ia mengatakan bahwa bumi adalah bulat dan seolah-olah benda lain mengitari bumi termasuk matahari.
e. Demokritos (460-370) bila benda dibagi terus, maka pada suatu saat akan sampai pada bagian terkecil yang disebut Atomos atau atom, istilah atom tetap dipakai sampai saat ini namun ada perubahan konsep.
f. Empedokles (480-430 SM) menyempurnakan pendapat Pythagoras, ia memperkenalkan tentang tenaga penyekat atau daya tarik-menarik dan data tolak-menolak. Kedua tenaga ini dapat mempersatukan atau memisahkan unsur-unsur.
g. Plato (427-345) yang mempunyai pemikiran yang berbeda dengan orang sebelumnya, ia mengatakan bahwa keanekaragaman yang tampak ini sebenarnya hanya suatu duplikat saja dari semua yang kekal dan immatrial. Seperti serangga yang beranekaragam itu merupakan duplikat yang tidak sempurna, yang benar adalah idea serangga.
h. Aristoteles merupakan ahli pikir, ia membuat intisari dari ajaran orang sebelumnya ia membuang ajaran yang tidak masuk akal dan memasukkan pendapatnya sendiri. Ia mengajarkan unsur dasar alam yang disebut Hule. Zat ini tergantung kondisi sehingga dapat berwujud tanah, air, udara atau api. Terjadi transmutasi disebabkan oleh kondisi, dingin, lembah, panas dan kering. Dalam kondisi lembab hule akan berwujud sebagai api, sedang dalam kondisi kering ia berwujud tanah. Ia juga mengajarkan bahwa tidak ada ruang yang hampa, jika ruang itu tidak terisi suatu benda maka ruang itu diisi oleh ether. Aristoteles juga mengajarkan tentang klasifikasi hewan yang ada dimuka bumi ini.
i. Ptolomeus (127-151) SM, mengatakan bahwa bumi adalah pusat tata surya (geosentris), berbentuk bulat diam seimbang tanpa tiang penyangga.
j. Avicenna (ibn-Shina abad 11), merupakan ahli dibidang kedokteran, selain itu ahli lain dari dunia Islam yaitu Al-Biruni seorang ahli ilmu pengetahuan asli dan komtemporer. Pada abab 9-11 ilmu pengetahuan dan filasafat Yunani banyak yang diterjemahkan dan dikembangkan dalam bahasa Arab. Kebudayaan Arab berkembang menjadi kebudayaan Internasional.


D. LAHIRNYA ILMU ALAMIAH
Panca indera akan memberikan tanggapan terhadap semua rangsangan dimana tanggapan itu menjadi suatu pengalaman. Pengalaman yang diperoleh terakumulasi oleh karena adanya kuriositas manusia. Pengalaman merupakan salah satu terbentuknya pengetahuan, yakni kumpulan fakta-fakta. Pengalaman akan bertambah terus seiring berkembangnya manusia dan mewariskan kepada generasi-generasi berikutnya. Pertambahan pengetahuan didorong oleh pertama untuk memuaskan diri, yang bersifat non praktis atau teoritis guna memenuhi kuriositas dan memahami hakekat alam dan isinya kedua, dorongan praktis yang memanfaatkan pengetahuan itu untuk meningkatkan taraf hidup yang lebih tinggi. Dorongan pertama melahirkan Ilmu Pengetahuan Murni (Pure Science) sedang dorongan kedua menuju Ilmu Pengetahuan Terapan (Aplied Science)

E. KRETERIA ILMIAH
Pengetahuan masuk kategori Ilmu Pengetahuan, bila kriteria berikut dipenuhi yakni : teratur, sistemastis, berobyek, bermetoda dan berlaku secara universal.
Contoh: 1. logam yang dipanasi memuai, dimana saja tempatnya sama
2. Grafitasi Bumi.

F. METODE ILMIAH DAN IMPLEMENTASINYA
Segala kebenaran dalam ilmu Alamiah terletak pada metode ilmiah. Sebagai langkah pemecahan atau prosedur ilmiah dapat sebagai berikut :
1. Penginderaan, merupakan suatu aktivitas melihat, mendengar, merasakan, mengecap terhadap suatu objek tertentu.
2. Masalah dan problema, menemukan masalah dengan kata lain adalah dengan mengemukakan pertanyaan apa dan bagaimana.
3. Hipotesis, jawaban sementara terhadap pertanyaan yang kita ajukan.
4. Eksperimen, dari sini ilmu alamiah dan non ilmu alamiah dapat dipisahkan. Contoh dalam gejala alam tentang serangga dengan lampu (sinar biru)
5. Teori, bukti eksperimen merupakan langkah ilmiah berikutnya yaitu teori. Dengan hasil eksperimen dari beberapa peneliti dan bukti-bukti yang menunjukkan hasil yang dapat dipercaya dan valid walaupun dengan keterbatasan tertentu. Maka disusun teori. Dengan teori-teori yang dikemukakan maka dapat diaplikasikan terhadap kebutuhan manusia seperti pengusiran serangga atau perangkap nyamuk (terkait dengan teori pencahayaan..\..\..\..\My ebook\harun yahya\Presentasi\Presentasi_harunyahya_eng\gecko_eng

G. KETERBATASAN ILMU ALAMIAH
Untuk itu perlu dilakukan pengujian sampai dimana berlakunya metode ilmiah dan dimana metode ilmiah tidak berlaku. Untuk itu kita perlu memperhatikan :
Pertama, Bidang ilmu Alamiah, yang menentukan bidang ilmu alamiah adalah metode ilmiah, karena bidang ilmu alamiah adalah wahana di mana metode ilmiah dapat diterapkan, sebaliknya bidang non ilmiah adalah wahana dimana metode ilmiah tidak dapat terapkan. Contoh hipotesa tentang keberadaan tuhan merupakan konsep yang tidak bisa menggunakan metode ilmiah dan apabila menggunakan konsep ini bisa menyebabkan orang Atheis.
Kedua, tujuan ilmu Alamiah, membentuk dan menggunakan teori. Ilmu alamiah hanya dapat mengemukakan bukti kebenaran sementara dengan kata lain untuk kebenaran sementara adalah "Teori". Karena tidak ada sesuatu yang mutlak tetapi terus mengalami perubahan (contoh teori tentang bumi ini bulat)
Ketiga. Ilmu alamiah dan nilai, ilmu alamiah tidak menentukan moral atau nilai suatu keputusan . Manusia pemakain ilmu alamiahlah yang menilai apakah hasil Ilmu Alamiah baik atau sebaliknya. Contoh penemuan mesiu atau bom atom.

H. FILSAFAT ILMU ALAMIAH
Yang menjadi objek I. A adalah semua materi dalam alam semesta ini. I.A. meneliti sumber alam yang mengaturnya. Pertanyaan tentang siapa yang mengatur alam ini merupakan pertanyaan filsafat. Untuk itu ada 3 pandangan tentang filsafat ilmu alamiah.
Vitalisme, merupakan suatu doktrin yang menyatakan adanya kekuatan diluar alam. Kekuatan itu melikiki peranan yang esensial mengatur segala sesuatu yang terjadi di Alam semesta ini. (misalnya Tuhan). pendapat ini ditantang oleh beberapa orang lain karena dalam ilmu alamiah dikatakan bahwa segala sesuatunya harus dapat dianalisis secaras eksperimen. Atau harus cocok dengan metode ilmiah.
Mekanisme, penyebab segala gerakan di alam semesta ini dikarenakan hukum alam (misalnya fisika atau kimia). Faham ini menganggap bahwa gejala pada mahluk hidup secara otomatis terjadi hanya berdasar peristiwa fisika –kimia belaka. Pandangan ini menyamakan gejala pada mahluk hidup dengan gejala benda tidak hidup sehingga perbedaan hikiki tidak ada. Dengan begitu dapat menghayutkan manusia ke pandangan materialisme yang selanjutnya kepada Atheisme.
Agnotisme, untuk menghindari pertentangan vitalisme dan mekanisme maka aliran ini timbul, dimana aliran ini melepaskan atau tidak memperhatikan sisi dari sang pencipta. Mereka yang mengkuti aliran ini, hanya mempelajari gejala-gejala alam saja, aliran ini banyak dianut oleh ilmuwan Barat.
Filsafat Pancasila, paham yang menjembatani dari 2 aliran yang menyatakan bahwa alam dan hukumnya terjadi karena ciptaan tuhan dan proses selanjutnya menurut filsafat mekanisme (hukum alam). Hukum alam adalah itu adalah sama dengan hukum Tuhan.Dapat dilihat dari kehidupan makhluk hidup dari awal sampai akhir.

I. BAHASA ILMU ALAMIAH
Adalah bahasa kesatuan yang utuh sebagai bentuk bahasa ilmu alamiah merupakan bahasa universal. Contoh : Air (Indonesia), Water(Inggris) bahasa ilmiahnya H2O

J. KETERBATASAN INDERA MANUSIA
Berdasarkan penelitian terhadap indera, manusia mempunyai kisaran (range) batas yang sangat terbatas
Penglihatan, terutama terhadap cepat atau lambatnya benda bergerak (riak air atau kecepatan cahaya, atau penglihatan kita sewaktu naik kereta api yang disampingnya terdapat pohon.
Pendengaran, manusia mempunyai kemampuan pendengaran dengan kisaran frekuensinya range 30 - 30.000 Hertz
Pengecapan dan pembauan, manusia selain mempunyai kemampuan tersebut juga mempunyai keterbatasan pembauan dan pengecapan terhadap benda yang ada dialam.
Indra kulit, manusia mampu membedakan antara panas dan dingin secara kasar, namun manusia mempunyai keterbatasan sehingga penginderaan sering menimbulkan salah kesan dan informasi, seperti perpindahan seseorang dari ruang panas ke dingin dibanding dengan orang yang berada diruangan yang tidak begitu panas.
..\..\..\..\My ebook\harun yahya\Presentasi\Presentasi_harunyahya_eng\the_truth
K. PENINGKATAN DAYA PENGINDERAAN
Peningkatan daya indra dapat dilakukan sehingga diperoleh hasil yang tepat dapat dilakukan dengan :
1. Latihan, contoh pengindraan tentang bau dan bunyi (kualitas minuman anggur, teh, alat musik)
2. Peningkatan Kewaspadaan, tingkat kewaspadaan sangat dipengaruhi oleh minat yang menyebabkan kesimpulan berbeda, dapat dilihat pendapat beberapa orang tentang satu etalase atau laporan dari kecelakaan dari beberapa orang.
3. Kalibrasi Instrumen (peneraan adalah membandingkan instrumen dengan standar yang ada.
4. Pengecekan, merupakan hal yang baik untuk menghindari kekeliruan.
5. Eksperimen, penginderaan dalam kondisi yang dikontrol dengan eksperimen kita mengetahui faktor-faktor apa saja yang sangat mempengaruhi terhadap suatu perubahan.
6. Penginderaan yang meliputi analisis dan sentesis, pengamatan terhadap bagian-bagian atau pengamatan secara keseluruhan.
7. Instrumen baru, bisa melakukan pengindraan baru. Seperti lie detector, Teleskop, satelit dll.
8. Pengukuran, merupakan ketrampilan tersendiri contoh dalam pembuatan mesin atau arsitektur.

L. PEMBAGIAN ILMU PENGETAHUAN
Berdasarkan beberapa argumentasi ilmu pengetahuan dibedakan atas :
a. Ilmu Pengetahuan Sosial, yakni membahas hubungan antar manusia sebagai makhluk sosial, yang selanjutnya dibagi atas :
1. Psikologi, yang mepelajari proses mental dan tingkah laku
2. Pendidikan, proses latihan yang terarah dan sistematis menuju ke suatu tujuan
3. Antropologi, mempelajari asal usul dan perkembangan jasmani, sosial, kebudayaan dan tingkah laku sosial
4. Etnologi, cabang dari studi antropologi yang dilihat dari aspek sistem sosio-ekonomi dan pewarisan kebudayaan terutama keaslian budaya
5. Sejarah, pencatatan peristiwa-persitiwa yang telah terjadi pada suatu bangsa. Negara atau individu
6. Ekonomi, yang berhubungan dengan produksi, tukar menukar barang produksi, pengolahan dalam lingkup rumah tangga, negara atau perusahaan.
7. Sosiologi, studi tentang tingkah laku sosial, terutama tentang asal usul organisasi, institusi, perkembangan masyarakat.


b. Ilmu Pengetahuan Alam , yang membahas tentang alam semesta dengan semua isinya dan selanjutnya terbagi atas:
1. Fisika, mempelajari benda tak hidup dari aspek wujud dengan perubahan yang bersifat sementara. Seperti : bunyi cahaya, gelombang magnet, teknik kelistrikan, teknik nuklir
2. Kimia, mempelajari benda hidup dan tak hidup dari aspek sususan materi dan perubahan yang bersifat tetap. Kimia secara garis besar dibagi kimia organik (protein, lemak) dan kimia anorganik (NaCl), hasil dari ilmu ini dapat diciptakan seperti plastik, bahan peledak..\..\..\..\..\tv\film-film\Unsur Kimia.mpg
3. Biologi, yang mempelajari makhluk hidup dan gejala-gejalanya.
 Botani, ilmu yang mempelajari tentang tumbuh-tumbuhan
 Zoologi ilmu yang mempelajrai tentang hewan
 Morfologi ilmu yang mempelajari tentang struktur luar makhluk hidup
 Anatomi suatu studi tentang struktur dalam atau bentuk dalam mahkhluk hidup
 Fisiologi studi tentang fungsi atau faal/organ bagian tubuh makhluk hidup
 Sitologi ilmu yang mempelajari tentang sel secara mendalam
 Histologi studi tentang jaringan tubuh atau organ makhluk hidup yang merupakan serentetan sel sejenis
 Palaentologi studi tentang makhluk hidup masa lalu..\..\..\..\My ebook\harun yahya\Presentasi\Presentasi_harunyahya_eng\The Collapse of Darwinism
c. Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa
Studi tentang bumi sebagai salah satu anggota tatasurya, dan ruang angkasa dengan benda angkasa lainnya.
1. Geologi, yang membahas tentang struktur bumi. (yang bahasannya meliputi dari ilmu kimia dan fisika) contoh dari ilmu ini petrologi (batu-batuan), vukanologi (gempa bumi), mineralogi (bahan-bahan mineral)
2. Astronomi, membahas benda-benda ruang angkasa dalam alam semesta yang meliputi bintang, planet, satelit da lain-lainnya. Manfaatnya dapat digunakan dalam navigasi, kalendar dan waktu..\..\..\..\My ebook\harun yahya\Presentasi\Presentasi_harunyahya_eng\EARTH

KTSP

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui tentang hakikat KTSP Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada guru/dosen pembimbing yang telah anyak membantu penyusun agar dapat menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.


Baturaja, 04 April 2010


Penulis





HAKIKAT KTSP

A.Landasan Penyusunan KTSP
KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) disusun dalam rangka memenuhi amanat yang tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sitem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Dalam penyusunannya, KTSP jenjang pendidikan dsar dan menengah mengacu kepada Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi.
Lulusan untuk Satuan Pendidikan dasar dan Menengah, Peraturan mentri pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2006 tentang pelaksanaan Peraturan Mentri Penbdidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 dan Nomor 23 tahun 2006, dan berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan standar Nasional Pendidikan (BSNP).
B.Pengertian KTSP
KTSP yang merupakan penyempurna dari Kurikulum 2004 (KBK) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan / sekolah.
Penyusunan KTSP yang dipercayakan pada setiap tingkat stauan pendidikan hampir senada dengan prinsip implementasi KBK ( Kurikulum 2004) yang disebut pengelolaan Kurikulum Berbasis sekolah (KBS). Prinsip ini diimplementasikan untuk memberdayakan daerah dan sekolah dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengelola serta menilai pembelajaran sesuai dengan kondisi dan aspirasi mereka.
Dengan adanya Pengelolaan KBS, banyak pihak/ instansi yang akan berperan dan bertanggung jawab dalam melaksanakannya, yaitu seklah, kepala sekolha, guru, dinas pendidikan kabupaten atau kota. Dinas pendidikan provinsi dan Depdiknas.
C.Prinsip dan Acuan Pengembangan KTSP
KTSP dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip berikut :
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya.
2. Beragam dan tepadu
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
5. Menyeluruh dan berkesinambungan
6. Belajar sepanjang hayat
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
Selain itu, KTSP disusun dengan meperhatikan acuan operasional sebagai berikut :
1. Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia
2. Peningktan potensi, kecerdasan, dan minat sesuia dengan tingkat pekembangan dan kemampuan peserta didik
3. Keragaman potensi dan karekteristik daerah dan lingkungan
4. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional
5. Tuntutan dunia kerja
6. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
7. Agama
8. Dinamika perkembangan global
9. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan
10. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat
11. Kesetaraan gender
12. Karakteristik satuan pendidikan
D. Komponen KTSP
KTSP ada empat komponen, yaitu sebagai berikut :
1. Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan
Rumusan tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan mengacu pada tujuan umum pendidikan berikut :
a. Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
b. Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
c. Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.
2. Struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan
Struktur kurikulum tingkat satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah tertuang dalam Standar Isi, yang dikembangkan dari kelompok mata pelajaran sebagai berikut:
a. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
b. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
c. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
d. Kelompok mata pelajaran estetika
e. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan
Kelompok mata pelajaran tersebut dilaksanakan melalui muatan dan/ atau kegitan pembelajaran sebagaimana diuraikan dalam PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 7.
Muatan kurikulum tingkat stuan pendidikan meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya merupakan beban belajar bai peserta didik pada satuan pendidikan. Disamping itu, materi muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri termasuk kedalam isi kurikulum.
a. Materi pelajaran
b. Muatan lokal
c. Kegiatan pengembangan diri
d. Pengaturan beban belajar
e. Kenaikan kelas, penjurusan, dan kelulusan
f. Pendidikan kecakapan hidup
g. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global
3. Kalender Pendidikan
Satuan pendidikan dapat menyusun kalender pendidikan sesuai dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik dan msyarakat, dengan memperhatikan kalender pendidikan sebagaimana tercantum dalam Standar Isi.
4. Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pengajaran
Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompotemsi dasar ke dalam materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Berdasarakan silabus inilah guru bisa mengembangkannya menjadi rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan ditetapkan dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) bagi siswanya.
E. Struktur KTSP
Secara dokumentatif, komponen KTSP dikemas dalam dua dokumen.
1. Dikumen I emuat acuan pengembangan KTSP, tujuan pendidikan, struktur dan muatan KTSP, dan kalender pendidikan.
2. Dokumen II memuat silabus dari SK/KD yang dikembangkan pusat dan silabus dari SK/KD yang dikembangkan sekolah (muatan lokal, mata pelaran tambahan).

REFERENSI

Muslich Masnur, 2007. KTSP. Jakarta. Bumi Putra

penelitian eksperimen

PENELITIAN EKSPERIMEN

Eksperimen pada umumnya dianggap sebagai metode penelitian yang paling canggih dan dilakukan untuk menguji hipotesis. Metode ini mengungkap hubungan antara dua variable atau lebih atau mencari pengaruh suatu variable terhadap variabel lainnya.
Dalam melaksankan eksperimen, peneliti mencurahkan segala perhatiannya pada manipulasi variabel dan control terhadap variabel-variabel lainnya serta mengukur hasil-hasilnya.
Penelitian eksperimen yang sederhana mengandung tiga ciri pokok, yaitu :
1. Adanya variabel bebas yang dimanipulasikan
2. Adanya pengendalian / pengontrolan semua variabel lain kecuali variabel bebas
3. Adanya pengamatan / pengukuran terhadap variabel terikat sebagai efek variable bebas
Dengan demikian, dalam eksperimen ada dua variabel yang menjadi pusat perhatian utama, yakni variable bebas dan variabel terikat. Variable bebas sengaja dimanipulasi oleh peneliti, sedangkan variable yang diamati / diukur sebagai akibat dari manipulasi variabel bebas disebut variable terikat. Variabel terikat dinamakan demikian karena nilainya dihipotesiskan sebagai bergantung pada, atau berubah dengan, nilai variable bebas. Misalnya untuk mempelajari efek dan metode-metode belajar yang berbeda terhadap kemampuan memecahkan masalah peneliti harus memanipulasi metode belajar yang berbeda sebagi variable bebas, agar efeknya terhadap kemampuan memecahkan masalah dapat dibandingkan (variabel terikat).
A. Sifat Penelitian Eksperimen
Ada tiga sifat penting dari penelitian eksperimen, yakni :
1. Control
Control merupakan keharusan dalam metode eksperimen. Tanpa control tidak mungkin dapat menilai secara terandalkan efek-efek dari variable bebas. Dalam hal control eksperimen ada dua asumsi yang biasa dugunakan :
a. Asumsi pertama, jika dua situasi sama dalam setiap hal kecuali suatu faktor yang ditambahkan atau dihilangkan dari salah satu situasi-situasi tersebut, maka setiap perbedaan yang timbul antara dua situasi dapat diartibusikan kepada faktor tersebut. Pernyataan seperti ini disebut hokum variable tunggal. (the law of single variable)
b. Asumsi kedua, jika dua situasi tidak sama tapi dapat ditunjukkan bahwa tak ada satu pun dari variable-variabelnya signifikan dalam menimbulkan peristiwa yang sedang diteliti, atau jika variable-variabel yang signifikan dibuat sama, maka setiap perbedaan yang timbul antara dua situasi setelah diberi variable baru kepada salah satu sistem dapat diatrtibusikan kepada variable baru tersebut. Pernyataan ini disebut hokum satu-satunya variable yang signifikan (the law of the single signifikan independent variable).
Tujuan control dalam eksperimen adalah mengatur situasi, agar efek dari variabel dapat diteliti.
Ada lima prosedur dasar yang biasanya dipakai untuk meningkatkan antara kelompok yang dikenakan berbagai eksperimen. Lima prosedur untuk mengontrol perbedaan-perbedaan inter subjek tersebut adalah :
a. Random assigment (penempatan secara acak)
b. Randomized matching (pasangan yang dibuat secara acak)
c. Homogeneus selection (pemilihan homogen
d. Analisis kovaren
e. Penggunaan subjek sebagai kontrol
2. Manipulasi atau Perlakuan
Manipulasi atau perlakuan suatu variabel adalah tindakan yang disengaja dilakukan oleh peneliti untuk melihat efek yang terjadi dari tindakan tersebut. Dalam penelitian pendidikan, manipulasi variabel memiliki ciri khas tertentu dalam mana peneliti merencanakan serangkaian kondisi-kondisi yang berbeda untuk diberikan kepada para subjek. Seperangkat kondisi yang berbeda-beda tersebut, sengaja diberikan peneliti untuk melihat efek yang trejadi pada akhir eksperimen.
Efektivitas dari suatu perlakukan dilihat pada variabel terikat atau variabel respon. Dengan demikian perubahan atau nilai yang terjadi dalam variabel terikat pada hakikatnya disebabkan karena adanya perlakukan peneliti pada variabek bebas.
3. Pengamatan / Pengukuran
Seperti dijelaskan dalam manipulasi, bahwa efektif tidaknya suatu perlakukan penelitian dalam hal ini variabel bebas, dilihat pada variabel terikat atau variabel respon. Ini berarti, peneliti harus melakukan pengamatan atau observasi terhadap variabel terikat. Hasil pengamatan dapat diperoleh melalui pengukuran dan penilaian, baik secara kuantitaf maupun kualitatif.
B. Desain Eksperimen
Desain eksperimen menunjuk kepada kerangka konseptual. Bagaimana eksperimen itu dilaksanakan. Ada dua fungsi desain eksperimen :
1. Memberikan kesempatan untuk membandingkan kondisi yang dituntut oleh hipotesis penelitian
2. memungkinkan peneliti membuat interpretasi dari hasil studi melalui analisis data secara statistik
Ada dua kriteria yang digunakan dalam menilai kesahihan desain ekspeimen, yakni :
a. Kesahihan internal, berkenaan dengan makna yang terkandung dalam pertanyaan : Apakah perlakukan eksperimen benar-benar mengakibatkan perubahan pada variabel terikat?
Ada delapan variabel ekstra yang sering mempengaruhi kesahiahan internal desain penelitian. Kedalapan variabel tersebut adalah sebagai berikut:
a) History
b) Maturation
c) Pretesting
d) Measuring instrumenst
e) Statistical regresing
f) Perbedaan memilih subjek
g) Kematian atau kehilangan
h) Interaksi kematangan dan seleksi
b. Kesahihan Eksternal, menunjuk kepada makna dari pertanyaan : dapatkah penemu-penemu yang telah diperoleh digenaralisasikan?

Ada dua macam kesahihan eksternal, yakni keshihan populasi dan kesahihan ekologis. Kesahihahn populasi menyangkut populasi subjek mana yang dapat diharapkan sama dengan subjek sampel yang digunakan dalam eksperimen. Kesahihan ekologis menyangkut penggeneralisasian kondisi eksperimen kpada kondisi lingkungan yang lain.



C. Desain Pra-Eksperimen
1. Desain prates-pascates satu kelompok
Desain ini menumpuh tiga langkah, yakni : memberikan prates untuk mengukur variabel terikat sebelum perlakuan dilakukan (prates), memberikan perlakuan eksperimen kepada para subjek (variabel x), dan memberikan tes lagi untuk mengukur variabel terikat, setelah perlakuan (pascates).
Desainnya sebagai berikut :
Prates Variabel bebas
(Perlakukan) Pascates
Y X Y
2. Desain statis dua kelompok
Desain ini menggunakan dua kelompok, satu di antaranya diberikan perlakuan eksperimen. Dua kelompk dianggap sama dalam semua aspek yang relevan dan perbedaan hanya terdapat dalam perlakuan. Hasil pengukuran variabel terikat dari dua kelompok dibandingkan untuk melihat efek dari perlakuan X.





Desainnya sebagai berikut:
Kelompok Perlakukan
(variabel bebas) Pascates
(variabel terikat)
E (Eksperimen) X Y
C (Control) - Y

D. Desain Eksperimen Sejati
1. Desain pascates subjek acak dua kelompok
Desain ini merupakan salah satu desain yang paling sederhana dalam eksperimen sejati dan paling kuat dari semua desain eksperimen. Dua kelompok subjek yang dipilih secara acak, masing-masing ditempatkan dalam kondisi yang berbeda.
Desain ini dapat dilukiskan sebagai berikut :
Kelompok acak Variabel bebas (perlakuan) Hasil pengukuran (variabel terikat)
(R) E X Y
(R) C - Y




2. Desain pascates subjek acak sepadan dua kelompok
Desainnya dilukiskan sebagai berikut :
Kelompok Variabel bebas (perlakuan) Hasil pengukuran
(variabel terikat)
(Sepadan ) E
C X Y
- Y

3. Desain prates pascates kelompok acak
Dalam desain ini para subjek ditempatkan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.melalui metode acak dan diberi prates pada varienl terikat sebelum perlakuan diberikan. Perlakuan diberikan hanya kepada subjek-subjek eksperimen untuk waktu tertentu setelah itu kedua kelompok diukur variabel terikatnya.
Desainnya dilukiskan sebagai berikut :
Kelompok Prates Perlakuan
(variabel bebas) Pascates
(variabel terikat )
(R) E Y1 X Y2
(R) C Y1 - Y2


4. Desain tiga kelompok solomon
Desain solomon yang pertama menggunakan tiga kelompok dengan penempatan para subjek kedalam kelompok-kelompok secara acak. Dalam desain ini kelompok kontrol kedua tetap berfungsi sebagai kelompok kontrol sekalipun diberikan perlakuan X. Desainnya dapat dilukiskan sebagai berikut :
Kelompok Prates Perlakuan
(variabel bebas) Pascates
(variabel terikat )
(R) E Y1 X Y2
(R) C1 Y1 - Y2
(R) C2
- y Y2

5. Desain empat kelompok solomon
Desain ini mempunyai kontrol lebih ketat, sehingga lebih luas dan lebih cermat dari desain tiga kelompok solomon, sebab memilki satu kelompok kontrol tambahan. Kelompok ketiga meskipun menerima perlakuan X, tetap sebagai kelompok kontrol.
Keunggulan desain ini adalah adanya masukan dari keuntungan desain lain sebelumnya.

Desainnya dilukiskan sebagai berikut :
Kelompok Prates Perlakuan
(var bebas Pascates
(var terikat)
(R) E Y1 X Y2
(R) C1 Y1 - Y2
(R) C2 - X Y2
(R) C3 - - Y2

E. Desain Eksperimen Semu
Dalam desain ini kontrol atau pengendalian variabel tidak bisa dilakukan secara ketat, atau secara penuh. Oleh sebab itu peneliti harus dapat memilih dan menentukan variabel mana yang boleh dilonggarkan pengendaliannya, dalam arti kata tidak dilakukan sepenuhnya. Ada dua jenis eksperimen semu yakni :
1. Desain prates-pascates kelompok kontrol tanpa acak
Dalam desain ini subjek kelompok tidak dilakukan acak, misalnya eksperimen di suatu kelas tertentu dengan siswa yang telah ada atau sebagaiman adanya.

Desainnya dapat dilukiskan sebagai berikut :
Kelompok Partes Perlakuan
(var bebas) Pascates
(var terikat)
E Y1 X Y2
C Y1 - Y2

2. Desain rotasi
Desain ini, merupakan desain yang dapat digunakan dengan kelompok-kelompok kelas intact, mengalir atau menukar kelompok pada intervtertentu selama eksperimen.
Desainnya dapat dilukiskan sebagai berikut :
Replikasi Perlakuan (variabel bebas)
X1 X2 X3 X4
1


2


3


4

Kelompok A B C D
Kelompok B D A B
Kelompok C C D A
Kelompok D A B C
Rata-rata kolom Rata-rata Kolom Rata-rata Kolom Rata-rata Kolom
F. Desain Faktorial
Desain faktorial merupakan desain yang dapat memberikan perlakuan / manipulasi dua variabel bebas atau lebih pada waktu yang bersamaan untuk melihat efek masing-masing variabel bebas, secar terpisah dan secara bersamaan terhadap variabel terikat dan efek-efek yang terjadi akibat adanya interaksi beberapa variabel.
Var bebas
(eksperimen) Pengajaran modul Pengajaran berprograma
Var kontrol IQ
Tinggi IQ
Rendah IQ
Tinggi IQ
Rendah
Var terikat
Prestasi belajar Y1
(70) Y2
(66)
Y3
(80) Y4
(60)

REFERENSI

Dr. Nana Sujana & Dr. Ibrahim, M.A. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. 1989. Sinar Baru. Bandung.

my ficture